SOLOPOS.COM - Ketua PBNU Bidang Keagamaan, K.H. Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur). (nu.or.id)

Solopos.com, BLITAR — Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) K.H. Ahmad Fahrur Rozi (Gus Fahrur) turut bersuara terkait perseteruan Gus Samsudin, pemilik Padepokan Nur Dzat Sejati, Blitar, Jawa Timur dengan Marcel Radhival (Pesulap Merah).

Gus Fahrur jengah dengan fenomena dukun menggunakan trik sulap untuk mengobati pasien sebagaimana diduga dilakukan Samsudin.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Apalagi, pengawal Samsudin mengenakan atribut Banser, organisasi yang berada di bawah PBNU.

“Kita harus selektif. Kita kan kadang dukun dikiaikan, itu salah. Jangan kiaikan dukun. Masyarakat mesti ditekankan bahwa kalau karomah itu tidak diobral-obral. Karomah itu diberikan kepada wali, kekasih Allah, tidak untuk jualan, tidak untuk komersil atau konten. (Kalau dukun) itu tipuan, sihir, atau sulap,” ungkap Gus Fahrur seperti dikutip Solopos.com dari situs NU Online, Sabtu (6/8/2022).

Baca Juga: Banser Laporkan Pengawal Gus Samsudin ke Polres Blitar

Ketua PBNU Bidang Keagamaan tersebut mengingatkan masyarakat tidak mudah percaya dengan dukun-dukun yang berpraktik seolah-olah ahli agama.

Diakui Gus Fahrur, fenomena dukun berkedok kiai banyak dijumpai di banyak tempat di Tanah Air.

Karenanya ia melarang umat Islam untuk menganggap dukun seperti kiai. Sebab keduanya berbeda. “Dukun memakai trik sedangkan kiai memiliki karomah atau kemuliaan,” tandasnya.

Baca Juga: Ini 5 Pengawal Gus Samsudin Pemakai Seragam Banser

Ia menjelaskan, karomah seseorang bisa dilihat dan dibuktikan bukan dari keanehan-keanehan yang dilakukan tetapi dari ilmu dan amal.

Para kiai yang memiliki karomah, kata Gus Fahrur, adalah mereka yang mengikuti sunnah dan syariat.

“Ukurannya bukan aneh. Nabi tidak mengajari yang aneh-aneh. Mengajari salat dan kebaikan. Tapi ukurannya Nabi. Kalau (perilaku) mereka tidak cocok dengan Nabi atau walaupun bisa terbang tetap itu bukan wali,” kata Pengasuh Pondok Pesantren Annur Bululawang, Malang, Jawa Timur itu.

Baca Juga: Kasatprovost Banser: Pengawal Gus Samsudin Preman dari Lampung

Gus Fahrur menegaskan, karomah tidak mungkin keluar dari tangan sembarang orang. Hal ini sebagaimana mukjizat yang hanya diberikan kepada Nabi Muhammad.

Mukjizat yang dimiliki Nabi itu pun tidak diobral. Hanya, pada kondisi-kondisi tertentu Nabi membuktikan mukjizat itu sebagai karunia dari Allah yang di luar kemampuan akal manusia.

“Itu pun sifatnya hanya untuk menguatkan kenabian. Sementara wali juga begitu, ada karomah. Syekh Abdul Qodir Al-Jailani pernah mengingatkan jangan kamu heran kalau ada orang bisa jalan di atas air atau terbang di angkasa, sebab burung bisa terbang dan ikan malah jalan di dalam air,” terang Gus Fahrur.

Baca Juga: Versus Pesulap Merah, Gus Samsudin Dikawal Pria Berseragam Banser

Ia berharap masyarakat segera sadar terhadap fenomena keanehan di luar nalar yang kerap terjadi agar tidak melulu tertipu dengan sulapan-sulapan.

Sebelumnya, Barisan Ansor Serbaguna (Banser) resmi melaporkan pengawal Gus Samsudin, pemilik Padepokan Nur Dzat Sejati, Blitar, Jawa Timur ke polisi.

Pelaporan itu terkait pemakaian seragam dan atribut Banser oleh pengawal Samsudin saat bersitegang dengan Marcel Radhival alias Pesulap Merah, beberapa hari lalu.

Baca Juga: Gus Samsudin Pidanakan Pesulap Merah, Warganet: Salah Fatal!

Kepala Satuan Provost (Kasatprovost) Banser Nasional Imam Kusnin Ahmad membenarkan dirinya telah melaporkan pengawal Samsudin yang menggunakan atribut atau seragam Banser ke pihak berwajib.

Imam memastikan para pengawal Samsudin tersebut bukanlah anggota Banser. Menurutnya, mereka telah mencoreng organisasi sehingga harus ditindak secara tegas.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya