SOLOPOS.COM - Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi, saat melihat progres pembuatan bus listrik untuk KTT G20 di PT Inka, Kota Madiun, pada Minggu (17/7/2022). (Istimewa)

Solopos.com, MADIUN — PT Industri Kereta Api (Persero) dalam beberapa tahun terakhir sedang mengembangkan kendaraan listrik. Salah satu produk kendaraan listrik yang telah diluncurkan yakni bus E-Inobus.

Bus yang dikembangkan PT Industri Kereta Api atau PT Inka ini direncanakan bakal digunakan sebagai transportasi resmi untuk membawa delegasi negara peserta dalam ajang Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Bali pada November 2022. Inka sendiri mendapatkan pesanan dari Pemerintah Indonesia sebanyak 30 unit bus listrik untuk kegiatan G20 di Bali.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pesanan bus listrik dari pemerintah ini tentu menjadi ajang pembuktian bahwa produk bus listrik yang diproduksi oleh anak bangsa layak untuk diperhitungkan. Terlebih dalam pertemuan internasional ini akan dihadiri oleh tokoh penting dunia yang menjadi anggota G20, seperti Afrika Selatan, Amerika Serikat, Arab Saudi, Inggris, Italia, Jepang, Kanada, Jepang, Tiongkok, Perancis, Rusia, Uni Eropa, India, Republik Korea, Turki, Australia, Brasil, Meksiko, dan Jerman.

Indonesia yang menjadi Presidensi G20 pada tahun ini tentu mendapatkan keuntungan lebih. Salah satunya bisa menghadirkan produk-produk lokal di pertemuan itu. Tentunya bisa dijadikan ajang untuk mempromosikan potensi-potensi yang ada di Indonesia, mulai dari potensi pariwisata dan produk unggulan.

Baca Juga: Tegas! Wali Kota Madiun Larang Konvoi Kendaraan saat Peringatan 1 Suro

Bus listrik buatan PT Inka tentu menjadi salah satu produk unggulan yang bisa dipromosikan di pertemuan internasional itu. Apalagi saat ini isu penggunaan energi terbarukan dan isu kendaraan ramah lingkungan juga menjadi perhatian dunia internasional.

Penggunaan kendaraan berbahan bakar fosil yang semakin bertambah di dunia, termasuk di Indonesia juga menjadi permasalahan serius. Karena penggunaan kendaraan berbahan bakar fosil tanpa diimbangi dengan pemeliharaan lingkungan tentunya akan berdampak pada polusi udara yang semakin mengkhawatirkan dan berakibat buruk pada kesehatan, kemacetan, dan masalah lingkungan.

Dalam memproduksi 30 bus listrik yang diberi nama Bus Listrik Merah Putih (BLMP) untuk KTT G20 di Bali, PT Inka tidak sendirian. Perusahaan juga menggandeng para peneliti dari sembilan perguruan tinggi, yaitu Institut Teknologi Bandung, Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya, Politeknik Negeri Madiun, Telkom University, Universitas Brawijaya, Universitas Diponegoro, Universitas Gadjah Mada, Universitas Indonesia, dan Universitas Sebelas Maret.

Senior Manager TJSL & Stakeholder Relationship PT Inka (Persero), Bambang Ramadhianto, mengatakan saat ini proses pengerjaan bus listrik untuk KTT G20 masih terus berlangsung. Tidak lama lagi, perusahaan juga akan melakukan uji tipe terhadap bus listrik.

Baca Juga: Bikin Jalanan Macet, Tunjungan Fashion Week di Surabaya Dibubarkan

“Kita optimistis pada Oktober 2022 seluruh bus listrik sudah berada di Bali. Sehingga pada November bisa digunakan untuk kegiatan di KTT G20,” jelas dia saat dihubungi Solopos.com, Senin (25/7/2022).

Untuk tenaga produksi, lanjut Bambang, seluruhnya merupakan tenaga profesional yang dimiliki PT Inka. Selain itu, dalam beberapa komponen, Inka juga melibatkan sejumlah mahasiswa dari perguruan tinggi di Indonesia.

Mengenai Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN), Bambang menyampaikan sekitar 40% dari total komponen. Bus listrik ini juga diklaim sebagai ramah lingkungan karena tidak mengeluarkan emisi gas buang seperti kendaraan berbahan bakar fosil.

Bus listrik ini memang proyek pengembangan transportasi massal yang dikerjakan Inka. Pengembangan ini dilakukan setelah Inka berhasil menggarap berbagai pesanan kereta api. Hal itu terbukti dari banyaknya orderan kereta api dari luar negeri kepada Inka.
Menteri Perhubungan RI, Budi Karya Sumadi, saat mendatangi PT Inka di Kota Madiun, Jawa Timur, pada Minggu (17/7/2022), meminta Inka supaya cepat merampungkan pembuatan Bus Listrik Merah Putih yang akan digunakan di KTT G220.

Baca Juga: Rusunawa II Madiun Mulai Dihuni, Pemkot: Tolong Fasilitas Dijaga!

“Saya ke Inka untuk memastikan bahwa progres pembangunan bus listrik untuk di Bali bisa tepat waktu. Kalau kita bicara transportasi, safety menjadi satu hal yang utama,” kata dia kepada wartawan.

Spesifikasi Bus Listrik Inka

Bus listrik bikinan Inka ini telah lulus uji dengan mendapatkan Sertifikat Uji Tipe (SUT) kendaraan bermotor pada 10 September 2020 di Balai Pengujian Laik Jalan dan Sertifikasi Kendaraan Bermotor (BPLJSKB).

Data yang diterima dari Inka, bus listrik ini bisa melaju dengan kecepatan maksimal 100 km per jam. Panjang bodi bus sekitar 8 meter dan lebar 2 meter. Jumlah seat atau tempat duduk di bus ini adalah 19 plus 1.

Baca Juga: Tenggak Minuman Keras Oplosan, 8 Warga Surabaya Meninggal

Untuk baterai yang digunakan yakni tipe Lithium Iron Phosphate dengan kapasitas 138 kWh. Untuk sekali charging dibutuhkan waktu sekitar 2 sampai 3 jam. Untuk jarak tempuh sekali charging mencapai 200 km.

Keuntungan Presidensi G20

Dikutip dari website resmi Bank Indonesia, Presidensi G20 yang dipegang Indonesia tentu akan memiliki manfaat. Beberapa manfaat bagi Indonesia, yaitu Presidensi G20 di tengah pandemi membuktikan persepsi yang baik dan resiliensi ekonomi Indonesia terhadap krisi. Kesempatan ini merupakan bentuk pengakuan atas status Indonesia sebagai salah satu negara dengan perekonomian terbesar di dunia, yang juga dapat merepresentasikan negara berkembang lainnya.

Momentum presidensi ini hanya satu kali setiap generasi (20 tahun sekali) dan harus dimanfaatkan sebaik mungkin untuk memberi nilai tambah bagi pemulihan Indonesia, baik dari sisi aktivitas ekonomi maupun kepercayaan masyarakat domestik dan internasional.



Indonesia dapat mengorkestrasi agenda pembahasan pada G20 agar mendukung dan berdampak positif dalam pemulihan aktivitas perekonomian Indonesia.

Baca Juga: Tenggak Minuman Keras Oplosan, 8 Warga Surabaya Meninggal

Kemudian menjadi kesempatan menunjukkan kepemimpinan Indonesia di kancah internasional, khususnya dalam pemulihan ekonomi global. Dari perspektif regional, Presidensi ini menegaskan kepemimpinan Indonesia dalam bidang diplomasi internasional dan ekonomi di kawasan, mengingat Indonesia merupakan satu-satunya negara di ASEAN yang menjadi anggota G20.

Selanjutnya, membuat Indonesia menjadi salah satu fokus perhatian dunia, khususnya bagi para pelaku ekonomi dan keuangan. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk menunjukkan berbagai kemajuan yang telah dicapai Indonesia kepada dunia dan menjadi titik awal pemulihan keyakinan pelaku ekonomi pascapandemi, baik dari dalam maupun luar negeri.

Pertemuan-pertemuan G20 di Indonesia juga menjadi sarana untuk memperkenalkan pariwisata dan produk unggulan Indonesia kepada dunia internasional, sehingga diharapkan dapat turut menggerakkan ekonomi Indonesia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya