Solopos.com, JAKARTA — Presiden Pakistan Arif Alvi dinyatakan positif terpapar Covid-19 untuk kali kedua. Hal itu diungkapkan sang presiden dalam sebuah cuitan di Twitter pada Kamis (6/1/2022).
“Saya positif terinfeksi Covid-19 lagi. Saya merasakan nyeri tenggorokan sejak 4-5 hari yang lalu dan mulai membaik. Merasakan demam ringan selama beberapa jam pada dua malam yang lalu. Tidak ada gejala lainnya,” demikian cuitan presiden Pakistan itu seperti dilansir Antara.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Pada Maret 2021, Alvi dinyatakan positif terjangkit Covid-19 dan sembuh setelah melakukan karantina di rumah. Kondisi Alvi tetap stabil selama periode tersebut.
Alvi menganjurkan masyarakat Pakistan agar mematuhi panduan yang diumumkan pemerintah untuk menghentikan penyebaran virus corona.
Baca Juga: Putri Basmah dari Kerajaan Saudi Dibebaskan Setelah 3 Tahun Dipenjara
Presiden Pakistan itu tertular saat otoritas kesehatan negara tersebut memperingatkan tentang dimulainya gelombang kelima dari infeksi Covid-19 yang dipicu oleh varian Omicron.
Sementara itu, Putri Mahkota Swedia Victoria dinyatakan positif terkena Covid-19 dan mengalami gejala ringan, demikian diumumkan istana kerajaan, Sabtu (8/1/2022). Victoria, kata istana, sudah divaksin dosis penuh anti-Covid.
Sebelumnya pada awal pekan ini, raja dan ratu Swedia juga dipastikan terinfeksi Covid.
Istana Kerajaan mengatakan melalui pernyataan bahwa Putri Victoria, yang berusia 44 tahun, sedang menjalani karantina di kediamannya bersama keluarganya. Victoria sebelumnya pernah juga terpapar Covid.
“Putri mahkota, yang sudah divaksin penuh, mengalami gejala flu tapi selain itu merasa sehat. Pelacakan kontak sudah dimulai,” demikian keterangan dari pihak Istana.
Baca Juga: Omicron Kian Mendominasi Kasus Covid-19 di AS, Staf Medis Kelelahan
Victoria dan kedua orang tuannya terkena Covid-19 di tengah gelombang keempat penyebaran penyakit itu, yang dipicu oleh varian yang sangat menular, Omicron.
Akibat Omicron, Swedia telah berkali-kali melaporkan rekor kasus harian Covid-19. Jumlah orang yang harus dirawat karena Covid juga telah meningkat tajam sehingga membebani sistem layanan kesehatan negara itu.
Namun, angka rawat inap tersebut masih cukup rendah dibandingkan pada puncaknya selama gelombang-gelombang sebelumnya.
Angka kematian akibat Covid-19 juga masih tergolong rendah jika dibandingkan dengan negara-negara lain.