Solopos.com, SEMARANG – Guru Besar Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro (Undip), Prof Dr Denny Nugroho Sugianto, ST, M.Si, memprediksi pesisir Kota Semarang, Jawa Tengah, tenggelam dalam 50 tahun ke depan. Prediksi ini diperkuat dengan banjir di Kota Semarang pada awal tahun yang dipicu curah hujan tinggi.
“Jadi bisa lebih cepat dari 50 tahun. Yang tergenang itu sekarang di daerah Semarang Utara itu, di Tugu juga sudah mulai parah, perbatasan dengan Demak juga,” terangnya saat dihubungi Detik.com, Rabu (4/8/2021).
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Bencana tersebut membuktikan bahwa drainase yang ada di Kota Semrang tidak bisa memuang air ke laut karena penurunan permukaan tanah.
Baca juga: 2 Bulan, 12 Dokter di Semarang Meninggal Akibat Covid-19
“Keparahan terlihat ketika hujan awal tahun yang sampai banjir di Unissula, itu membuktikan drainase sudah tidak bisa membuang air ke laut dengan gravitasi karena tanahnya lebih rendah dari air laut,” sambung dia.
Dia menjelaskan rata-rata penurunan permukaan tanah di Semarang sekitar 10-12 cm per tahun. Hal ini terjadi karena sedimentasi serta penggunaan air tanah yang masif.
“Penurunan tanah beragam ada 2 cm, 3 cm, 5 cm, sampai rata-rata 10-12 cm per tahun. Penggunaan air tanah berlebihan, jadi tanah cepat turun. Selain itu sifat sedimentasi di pantai Semarang itu sedimentasi aluvial. Pernah dengar kan dulu Semarang itu sampai daerah Sam Po Kong adalah perairan? Nah, ini seperti mau kembali,” jelasnya.
Baca juga: Pakar ITB Sebut Pekalongan, Demak, & Semarang Bakal Tenggelam, Ini Penyebabnya Versi ESDM Jateng
Dia berharap pemerintah tegas dalam penataan ruang berbasis mitigasi rob untuk mengatasi ancaman Semarang tenggelam.
Diberitakan Solopos.com sebelumnya, Kepala Laboratorium Geodesi dari ITB, Dr Heri Andreas memprediksi Kota Pekalongan, Demak dan Semarang terancam tenggelam karena penurunan permukaan tanah. Heri mengungkap penurunan tanah di Pekalongan-Demak itu mencapai 15-20 cm per tahun.