SOLOPOS.COM - Prancis merayakan gol ke gawang Islandia. (JIBI/Reuters/Christian Hartmann)

Prancis diunggulkan lantaran berbagai hal termasuk rekor pertemuan dengan Portugal dan faktor tuan rumah.

Solopos.com, MARSEILLE – Pendukung Portugal barang kali langsung menghela napas begitu tahu Prancis merupakan lawan yang harus mereka hadapi di final Euro 2016.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Itu karena Ayam Jantan, julukan Prancis, telah menjadi momok bagi Portugal sejak 1978. Prancis  menyapu bersih 10 kali perjumpaan kedua tim sejak periode 38 tahun terakhir tersebut. Di sisi lain, tim yang juga biasa dijuluki Les Bleus tersebut acap kali merasakan tuah ketika menjadi host turnamen major.

Dua dari tiga trofi turnamen bergengsi yang dimiliki Prancis disegel di depan publik sendiri. Tepatnya pada Euro 1984 dan Piala Dunia 1998. Sedangkan gelar juara di Euro 2000 milik Prancis diperoleh di Belgia-Belanda. Pelatih Prancis saat ini, Didier Deschamps, menjadi kapten Ayam Jantan ketika menjuarai Piala Dunia 1998 dan Euro 2000.

Faktor tersebut bisa membuat Prancis bakal menjejakkan kaki pada arena final Euro 2016 di Stade de France, Saint-Denis, Senin (11/7/2016) pukul 02.00 WIB. Namun Deschamps mengingatkan agar timnya tidak bersantai-santai sampai trofi Euro kali ini benar-benar ada di tangan mereka.

“Kami hanya punya tiga hari untuk persiapan ke final, ini sangat singkat. Lolos ke final merupakan langkah penting, namun yang paling penting langkah pada Minggu [Senin dini hari WIB]. Kami akan mengerahkan semua kekuatan kami pada laga Minggu nanti, dengan kondisi yang terbaik sebisa mungkin,”  jelas Deschamps, seperti dilansir Reuters.

Prancis memastikan lolos ke final setelah secara berkelas menyingkirkan Jerman dengan skor 2-0 di Stade Velodrome, Marseille, Jumat (8/7/2016) dini hari WIB. Dua gol Les Bleus diborong Antoine Griezmann, salah satunya lewat titik penalti.

Inilah kali pertama Prancis mampu mengalahkan Jerman dalam turnamen major sejak Piala Dunia 1958. Hasil itu mengantar mereka mencapai final kali ketiga dalam panggung Euro. Dalam dua final Euro sebelumnya, Prancis selalu mengakhirinya dengan gelar juara, yakni partai puncak Euro 1984 dan Euro 2000.  Apakah Prancis bisa mencetak hat-trick  juara dalam tiga final beruntun mereka?

“Saya suka menulis babak baru dalam sejarah dan menerima sesuatu yang hebat pada Minggu. Kami harap akan menjadi akhir yang hebat untuk turnamen ini, kami tidak bisa berhenti sampai di sini saja,” ujar striker Prancis, Olivier Giroud, seperti dikutip Soccerway.

Meski demikian, bukan berati Prancis meremehkan Portugal. Bek Prancis, Patrice Evra, yang pernah menjadi rekan setim dua bintang Portugal, Christiano Ronaldo dan Nani di Manchester United, memperingatkan timnya untuk tidak lengah dengan status favorit yang menempel pada pundak Les Bleus.

“Ini laga besar. Portugal tim yang sangat bagus. Orang-orang bilang mereka tidak pernah menang dalam waktu 90 menit [sejak fase grup hingga perempat final]. Semua orang bilang Kroasia yang bisa menang [ketika melawan Portugal, namun mereka layak berada di sana. Final adalah final, saya akan bermain melawan mantan rekan setimku di sana. Ini momen besar, namun tidak ada ampunan di sana,” ujar Evra.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya