SOLOPOS.COM - Seorang polisi mengecek kerusakan yang terjadi di kantor TV One Biro Yogyakarta, Rabu (2/7/2014) malam. Aksi pengrusakan tersebut dilakukan lebih dari 20 orang yang merupakan reaksi dari kelompok simpatisan karena tayangan televisi swasta itu. (JIBI/Solopos/Antara/Regina Safri)

Solopos.com, JAKARTA – Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Jakarta menilai protes masyarakat terhadap pemberitaan media TV One merupakan imbas dari stasiun televisi tersebut dalam memproduksi konten yang dianggap tidak memenuhi standar jurnalisme.

Ketua AJI Jakarta, Umar Idris, mengatakan TV One sebaiknya berbenah untuk memperbaiki kualitas penyiaran dan pemberitaan. Apalagi pada Juni lalu, TV One telah ditegur oleh KPI dan Dewan Pers karena berita yang tidak cover both side.

Promosi Kuliner Legend Sate Klathak Pak Pong Yogyakarta Kian Moncer Berkat KUR BRI

“Juni lalu, KPI dan Dewan Pers sudah memberikan teguran kepada TV One dan Metro TV untuk memperbaiki pemberitaan sesuai dengan standar KPI dan Kode etik jurnalistik. Ternyata tidak kunjung ada perubahan pada TV One,” katanya saat dijumpai di media center Bawaslu, Jakarta, (3/7/2014).

Berbeda dengan Metro TV, menurut Umar, yang setelah adanya teguran tersebut telah memperbaiki pemberitaan dengan tidak menampilkan berita satu sisi saja, meskipun porsinya masih tidak seimbang. “Seharusnya TV One menerapkan prinsip keberimbangan. Karena berita terlalu one side maka ada pihak yang disakiti dan kecewa berat sehingga protes tersebut tidak terelakkan,”katanya.

Terlebih, Umar mengatakan TV One tidak bisa membuktikan isu komunis yang diarahkan kepada kubu PDIP sehingga simpatisan PDIP akhirnya berang dan tidak hanya memprotes, bahkan menyerang kantor TV One secara anarkistis.

“Dalam prinsip jurnalisme kita harus memberitakan fakta. Sementara  jika tidak ada bukti bahwa PDIP berafiliasi dengan komunis, seharusnya TV One bisa menganalisa apakah informasi tersebut sesuai dengan standar KEJ [kode etik jurnalistik] atau tidak,” katanya.

Agar masalah ini tidak terjadi lagi, Umar mengimbau TV One bersama dengan KPI dan Dewan Pers untuk mensinergikan pemberitaan yang berkualitas dan sesuai dengan kode etik jurnalistik dan prinsip penyiaran untuk memenuhi kebutuhan publik.

TV One harus segera memperbaiki bersama-sama dengan KPI dan dewan pers, sebagai lembaga yang mengatur juga ahrus tegas. Sehingga tidak ditemukan lagi kasus serupa,” katanya.

Sebelumnya, Rabu (2/7/2014) malam, massa PDIP dilaporkan menyerang stasiun televisi TV One di Jakarta dan DIY lantaran memprotes pemberitaan TV One yang dinilai menyiarkan informasi fitnah seputar isu komunis dalam partai PDIP.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya