SOLOPOS.COM - Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto tiba di Istana Kepresidenan, Rabu (23/10/2019). (Antara - Wahyu Putro A)

Solopos.com, JAKARTA -- Isu komunisme kembali dibahas. Kali ini, Menteri Pertahanan, Prabowo Subianto, meminta segenap elemen bangsa tetap meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya laten komunis.

Prabowo beralasan beberapa negara penganut ideologi komunis masih eksis.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

"Ideologi komunis dan gerakan komunisme di Indonesia patut diduga masih eksis. Kita harus selalu meningkatkan kewaspadaan terhadap bahaya laten komunis," ujar Prabowo dalam sambutan bedah buku dan diskusi panel bertajuk PKI Dalang dan Pelaku Kudeta G30S/65, di Gedung Lembaga Ketahanan Nasional, Jakarta, Sabtu (23/11/2019).

Sambutan Prabowo itu dibacakan Rektor Universitas Pertahanan, Letnan Jenderal TNI Tri Legionosuko, karena berhalangan hadir. Dalam sambutan yang dibacakan Legionosuko itu, Prabowo menyampaikan setelah runtuhnya Uni Soviet sebagai negara asal komunisme serta berakhirnya era Perang Dingin, tidak berarti komunisme turut runtuh.

Jokowi ke Prabowo: Jangan Lagi Sekadar Proyek, Setop Itu!

Prabowo menekankan beberapa negara yang menganut ideologi komunis masih eksis antara lain Republik Rakyat China dan Kuba. Padahal, sebagai catatan, meski China mengklaim sebagai negara komunis, dalam hal ekonomi mereka adalah penganut kapitalisme. Sedangkan Kuba--yang masih menerapkan prinsip komunisme dalam ekonomi--terisolasi selama puluhan tahun dan nasibnya sangat tergantung pada kebijakan luar negeri Amerika Serikat.

Menurut Prabowo, bagi bangsa Indonesia, komunisme telah mencatat lembaran hitam dalam perjalanan sejarah bangsa karena telah terbukti beberapa kali berupaya merobohkan kekuasaan Republik Indonesia yang sah.

Prabowo: Presiden Tegas ke Saya, Tak Boleh Bocor!!!

Salah satu gerakan komunis yakni 30 September 1965 yang bertujuan menggulingkan pemerintahan Presiden Soekarno yang sah dan mengubah Indonesia menjadi negara komunis.

Acara bedah buku tersebut diselenggarakan oleh Gerakan Bela Negara dan Yayasan Masyarakat Peduli Sejarah.

Dalam kesempatan itu turut hadir penulis buku PKI Dalang dan Pelaku Kudeta G30S/1965, Profesor Aminuddin Kasdi, beserta sejumlah tokoh lain.

Keistimewaan Yogyakarta Digugat, Hemas: Keraton Tak Minta Ganti Saat Gabung NKRI

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya