SOLOPOS.COM - Ilustrasi Corona (Solopos/Whisnupaksa)

Solopos.com, KARANGANYAR – Satgas Covid-19 Karanganyar tetap mewaspadai adanya potensi peningkatan kasus setelah turunnya level PPKM menjadi Level 3. Meskipun sudah melonggarkan sejumlah kegiatan di Karanganyar, pembatasan tetap diberlakukan.

Hal tersebut diungkapkan oleh Sekretaris Satgas Covid-19 Karanganyar, Bagus Darmadi, ketika mengikuti FGD dengan Solopos Media Grup Jumat (10/9/2021). Dia mengatakan kondisi kasus Covid-19 di Karanganyar sudah mengalami penurunan signifikan dari sebelumnya Juni 2021 sebanyak 1.900 kasus menjadi 312 kasus per Kamis (9/9/2021). Meskipun sudah ada pelonggaran akibat dari penurunan kasus, namun diakui, Pemkab Karanganyar masih berupaya untuk mengendalikan euforia berlebihan dari masyarakat.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Baca Juga: Wisata Grojogan Sewu Tawangmangu Buka Kembali Mulai Besok Lur…

“Dampak PPKM ini memang ada untuk penurunan kasus. Tapi efeknya itu baru terlihat sebulan setelah penerapan PPKM Darurat. Saat itu, justru kasus naik terus dan permintaan pemulasaran jenazah ke BPBD Karanganyar sangat tinggi. Mencapai 40 orang hingga 50 orang per hari. Tapi sekarang sudah turun dan kami masih berupaya untuk mengendalikan perilaku masyarakat yang terlalu berlebihan jangan sampai abai prokes,” beber dia.

Bagus juga mengatakan kondisi serupa juga terjadi di tempat isolasi terpusat yang dibuat di Karanganyar. Dari total hampir 300 tempat tidur yang disediakan, hanya terisi tujuh orang yang masih diisolasi di Gedung Wanita Karanganyar.

Penurunan BOR

Sementara itu, Kabid Kesehatan Masyarakat Dinkes Jateng, Wahyu Setianingsih, mengatakan secara keseluruhan di Jateng, tingkat keterisian tempat tidur rumah sakit mengalami penurunan secara signifikan. Berdasarkan data yang dimilikinya, kasus tertinggi tercatat pada awal Juli 2021 ketika BOR mencapai 84,43%. Angka tersebut terus turun hingga Per Kamis (9/9/2021) BOR di Jateng mencapai 20,32 dari total keseluruhan tempat tidur yang tersedia.

“PPKM dan program dari Pak Gubernur seperti Jogo Tonggo memberikan dampak positif terhadap turunnya kasus. Saat kasus tinggi kemarin BOR yang sangat tinggi sampai harus mendirikan tenda darurat. Sekarang sudah lumayan longgar,” ungkap dia.

Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo, Reviono, mengatakan pemerintah harus memperhatikan potensi mutasi virus Covid-19 yang mengakibatkan terjadinya lonjakan jumlah kasus kembali. Dia juga meminta agar pemerintah juga aktif melakukan tes genome sekuensi untuk melihat terjadinya mutasi virus di Indonesia sebagai bentuk antisipasi.

Baca Juga: Peserta Ujian CPNS dan P3K Karanganyar Dapat Fasilitas Swab Antigen Gratis

“Virus itu memiliki karakteristik. Harus waspada juga potensi mutasinya. Karena bisa berpotensi menjadi lebih ganas, persebaran menjadi lebih cepat atau malah bisa resisten dengan vaksin yang ada. Saya juga mengimbau masyarakat kalau sakit dan menunjukan gejala Covid-19 mau untuk memeriksa ke rumah sakit agar segera terdeteksi, jangan takut dicovidkan. Nakes tidak akan melakukan itu,” beber dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya