SOLOPOS.COM - Petugas mendata warga saat digelar operasi gabungan di sekitar simpang tiga Tugu Adipura Klaten, Kamis (3/9/2020). (Solopos-Taufiq Sidik Prakosa)

Solopos.com, KLATEN – Pemkab Klaten melanjutkan gerakan Wiwit Jam Sanga Bengi Ora Lunga pada pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat atau PPKM mikro pada 9-22 Februari 2021.

Gerakan yang mengajak warga untuk tak lagi bepergian atau berada di rumah masing-masing mulai pukul 21.00 WIB diimbau bisa dilakukan saban hari terutama selama PPKM mikro bergulir.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Gerakan Wiwit Jam Sanga Bengi Ora Lunga itu merupakan inisiatif Bupati Klaten, Sri Mulyani, mendukung gerakan Jateng di Rumah Saja yang dilakukan pada 6-7 Februari 2021 lalu. Gerakan itu kemudian tetap dilanjutkan pada pelaksanaan PPKM mikro di Klaten.

Baca Juga: Kabar Baik, Penambahan Kasus Covid 19 di Klaten Cenderung Menurun

Hal itu seperti yang tercantum dalam satu satu pedoman SE Bupati Klaten terkait bergulirnya PPKM mikro. Seluruh komponen masyarakat di Klaten untuk tetap melaksanakan gerakan tersebut.

Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat Setda Klaten, Ronny Roekmito, menjelaskan gerakan yang mengajak warga untuk berada di rumah saja saat malam itu bukan berarti virus corona hanya menular saat malam. Virus tersebut bisa menyebar kapan saja dan dimana saja.

“Tidak ada perbedaan virulensi virus corona antara pagi, siang, sore, maupun malam. Sama saja,” kata Ronny yang juga Tim Ahli Satgas Penanganan Covid-19 Klaten saat ditemui di ruang kerjanya, Senin (8/2/2021).

Antisipasi Kerumunan

Ronny mengatakan pertimbangan untuk mengimbau warga agar berada di rumah mereka masing-masing saat malam lebih kepada antisipasi terjadinya kerumunan. Hal itu juga menjadi salah satu poin dalam penerapan 5M yakni mengenakan masker, mencuci tangan menggunakan sabun di air mengalir, menjaga jarak, menghindari kerumunan, serta mengurangi mobilitas.

Waktu malam cenderung diisi dengan kegiatan berkerumun di tempat kuliner atau pun tempat tongkrongan. “Kami mencoba mengurai agar tidak menimbulkan kerumunan. Apalagi ketika kerumunan itu ada yang bergerombol serta tidak mengenakan masker. Jadi titik tangkapnya agar tidak keluar malam itu bukan pada virus yang hanya menyebar saat-saat tertentu, bukan. Tetapi melaksanakan salah satu implementasi 5M yakni menghindari kerumunan,” jelas dia.

Baca Juga: 3 Proyek Mercusuar di Sukoharjo Ini akan Dilanjutkan Pemerintahan Selanjutnya

Ronny berharap gerakan berada di rumah masing-masing saat malam bisa diikuti seluruh warga Kabupaten Bersinar. Gerakan itu menjadi salah satu upaya untuk memutus mata rantai penularan Covid-19 selain tetap disiplin menerapkan 5M.

Bupati Klaten, Sri Mulyani, juga mengimbau seluruh elemen di Kabupaten Bersinar disiplin menerapkan protokol kesehatan untuk memutus mata rantai penularan Covid-19. Kasus Covid-19 yang terkendali bisa berdampak pada pulihnya berbagai sektor termasuk ekonomi masyarakat. Namun, jika kasus Covid-19 terus menerus meninggi tak menutup kemungkinan aneka pembatasan bakal terus diterapkan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya