Solopos.com, KARANGANYAR – Pengelola objek wisata di Tawangmangu, Karanganyar, masih belum berani membuka operasional pasca selesainya PPKM Darurat dan berganti menjadi PPKM Level 4 Senin (26/7/2021). Hal ini karena belum adanya informasi terkait petunjuk teknis operasional objek wisata dari pemerintah pusat.
Kepala Dinas Pariwisata, Pemuda, dan Olahraga (Disparpora) Karanganyar, Titis Sri Jawoto, mengatakan pihaknya masih belum bisa memberikan keterangan terkait operasional objek wisata di Karanganyar selama PPKM Level 4 diberlakukan. Hal ini lantaran belum adanya petunjuk dari pemerintah pusat terkait sektor tersebut.
Promosi Lebaran Zaman Now, Saatnya Bagi-bagi THR Emas dari Pegadaian
Baca Juga: Biaya Kremasi di Pekalongan Naik Hampir 100%
“Kami juga masih bingung juga karena dari pemerintah pusat tidak dicantumkan aturan operasional objek wisata atau ketentuan untuk mengacu aturan kemarin. Belum ada penjelasan untuk itu. Saya banyak ditanyai juga oleh pengelola wisata, tapi karena itu tadi saya belum bisa jawab. Posisinya dilematis,” beber dia.
Sementgara itu, Wakil Ketua Asosisiasi Ecowisata Lawu, Parmin Sastro, mengatakan sejumlah pengelola wisata di Tawangmangu masih memutuskan untuk menutup sementara operasional mereka. Pihaknya masih menunggu petunjuk teknis (juknis) terkait operasional di masa PPKM Level 4 di Karanganyar.
“Di aturan dari Kemendagri kemarin masih belum ditentukan bagaimana objek wisata beroperasi. Jadi kami pada akhirnya belum berani buka dan memutuskan masih tutup hingga saat ini [Senin]. Kami masih menunggu juknisnya itu bagaimana karena Karanganyar sekarang masuk PPKM Level 4,” terang dia kepada Solopos.com, Senin (26/7/2021).
Menurut Parmin, dampak penutupan wisata tidak hanya dirasakan oleh pengelola wisata saja. Menurutnya, dampak paling besar dirasakan oleh pelaku usaha yang ada di sekitar objek wisata. Dia mencontohkan di Grojogan Sewu terdapat sekitar 500 pedagang, dan Balekambang terdapat ratusan pedagang yang juga ikut terdampak.
”Ini baru warung-warung yang mendukung objek wisata, belum jasa lainnya juga termasuk penginapan. Kalau wisata belum dibuka kan mereka sepi juga,” imbuh dia.
Baca Juga: Brabus Smart EQ Fortwo Racing Green Edition Hadir di 2023
Parmin menjelaskan pengelola wisata berharap kebijakan untuk operasional wisata masih diperbolehkan buka. Sehingga, ekonomi warga setempat dan sektor usaha lainnya di kawasan wisata bisa bergerak kembali.
“Dibandingkan tutup begini, kami lebih senang kalau boleh buka tapi dibatasi. Untuk sementara saat ini yang sudah mulai beroperasi restoran dan rumah makan karena juknisnya sudah ada,” ungkap dia.