SOLOPOS.COM - Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati (dua dari kiri) menjawil kuli gendong saat menerima bantuan sembako untuk menanyakan sudah vaksin atau belum saat di Dinsos Sragen, Senin (26/7/2021). (Solopos/Tri Rahayu)

Solopos.com, SRAGEN — Pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat atau PPKM darurat Sragen naik dari level 3 menjadi level 4. Peningkatan level itu karena adanya kebijakan aglomerasi, yakni Aglomerasi Soloraya masuk PPKM darurat level 4.

Pada level 4 ini Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sragen mengambil kebijakan percepatan pemberian bantuan sosial (bansos). Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati yang juga Ketua Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 menyampaikan sesuai arahan Presiden, PPKM darurat diperpanjang sampai 2 Agustus 2021.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dalam hal ini Sragen masuk PPKM darurat level 4. Bupati mendapatkan undangan untuk rapat koordinasi dengan Menteri dan Gubernur terkait dengan kebijakan PPKM darurat level 4 ini.

Baca Juga: Tak Disangka, Anggota Satpol PP Sragen Ini Ternyata Sprinter Peraih Peringkat 13 Olimpiade 1984

“Pada PPKM darurat sebelumnya Sragen berada di level 3 tetapi entah parameter apa yang dipakai sehingga Sragen menjadi ikut level 4. Mungkin angka positivity rate di Sragen yang masih tinggi dan angka kematian yang berada pada antara 4%-5%,” ujarnya.

Berdasarkan data testing oleh Pemkab Sragen hingga Minggu (25/7/2021) sudah ada 30.635 orang dengan jumlah kasus positif Covid-19 sebanyak 13.658 orang. Dengan demikian angka positivity rate mencapai 44,67%.

Sementara angka kematian di Sragen dari data Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sragen mencapai 4,8% dan angka kesembuhan mencapai 85,61% per Minggu malam. “Apa yang kami lakukan pada satu pekan ke depan ya masih sama tidak banyak berubah. Kami sudah berupaya semua,” ujar Yuni saat ditemui wartawan, Senin (26/7/2021).

Baca Juga: Motor Tabrak Becak di Jalan Gelap, Remaja Mondokan Sragen Meninggal Dunia

Isolasi Terusat Dimaksimalkan

Intinya, kata Bupati, berbagai upaya sudah dilakukan agar mobilitas warga bisa berkurang signifikan, tracing dan tracking diperkuat agar Sragen tidak naik ke PPKM level 4. Isolasi terpusat dimaksimalkan meskipun banyak yang memilih isolasi mandiri di rumah.

Risiko isolasi mandiri di rumah itu bisa terjadi perburukan cepat karena tanpa pengobatan dan tanpa tahu kondisinya. Ia menjelaskan dengan banyaknya warga yang isolasi mandiri di rumah, dana desa boleh digunakan membeli oxymeter.

Alat itu untuk mengukur dan memantau saturasi warga yang menjalani isolasi mandiri di rumah setiap saat oleh bidan desa. Pada sisi lain, Yuni melihat dari evaluasi selama dua pekan terakhir angka kesembuhan lebih tinggi dari angka kasus baru.

Baca Juga: Hilang, Penambang Pasir Sukodono Sragen Ditemukan Meninggal di Bengawan Solo

“Untuk ke depan, bansos dipercepat saja turunnya. Kementerian Sosial yang mau memberi 3.000 paket segera diturunkan. Belanja tak terduga [BTT] juga akan digunakan untuk pengadaan bansos dengan data penerima yang sudah tervalidasi. Data menjadi penting agar tidak seperti tahun lalu, kami harus diperiksa BPKP [Badan Pengawas Keuangan dan Pembangunan],” katanya.

Selain itu, program vaksinasi juga ditekankan Yuni untuk percepatan. Ia menyampaikan Sragen level 4 dalam PPKM mikro itu karena adanya kebijakan aglomerasi Soloraya. Ia menerangkan vaksinasi di Solo bisa mencapai 64%.

Aglomerasi Soloraya

Tetapi hal itu percuma karena tidak diikuti kabupaten dalam aglomerasi Soloraya karena kabupaten lain rata-rata masih 20%. Capaian vaksinasi Sragen juga baru 20%.

Baca Juga: Waduh, 363 Napi LP Sragen Belum Divaksin Corona Karena Tak Punya KTP

“Dalam percepatan vaksinasi, kami menggunakan strategi mengajak tokoh untuk bicara. Seperti yang dilakukan di Pengkol, Tanon, Sragen. Saya mengajak dua tokoh agama yang divaksin untuk bicara mengajak masyarakat. Gubernur sudah menawarkan vaksin Astrazeneca sebanyak 270.000 dosis. Sragen siap menerima vaksin tersebut karena aman,” ujarnya.

Komandan Kodim 0725/Sragen, Letkol (Inf) Anggoro Heri Pratikno, menyampaikan Kodim akan mendapat bantuan beras sebanyak 40 ton tetapi yang sudah datang di Kodim baru sebanyak 25 ton. Bantuan beras itu dari pemerintah pusat yang disalurkan lewat TNI dalam hal ini Kodim.

“Ini kolaborasi dengan Pemkab. Jadi ada yang diberikan ke Pemkab dan dilengakpi supaya manfaatnya bertambah dan tidak terjadi duplikasi penerima. Untuk Pemkab nanti 20 ton sisanya langsung didistribusikan. Kami akan distribusikan di Pendapa Rumdin Bupati dan sisanya ke kecamatan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya