SOLOPOS.COM - Penerapan PPKM Darurat. Kondisi lengang terlihat di kawasan Pasar Singosaren, Solo, Minggu (4/7/2021). Selama pelaksanaan PPKM Darurat Jawa Bali 3-20 Juli 2021 semua toko nonesensial ditutup untuk menurunkan angka persebaran virus corona (Covid-19) yang semakin tidak terkendali. (Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO—Pemerintah Kota (Pemkot) Solo mengklaim berhasil menekan lonjakan kasus Covid-19 selama Pemberlakuan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat sepekan terakhir.

Di samping itu, angka kesembuhan lebih banyak dibandingkan total kasus tambahan. Selain pengurangan mobilitas, keduanya tercapai lantaran Pemkot terus menggelar tracing, testing, dan treatment.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Tracing dilakukan dengan melacak kontak erat, dekat, dan sosial pasien konfirmasi Covid-19, kemudian testing ialah menguji kontak-kontak tersebut dengan uji swab antigen, serta treatment adalah sejumlah perlakuan terhadap pasien konfirmasi positif Covid-19 agar lekas sembuh.

Baca Juga: Cegah Pasien Covid-19 Meninggal Saat Isoman, Pemkot Solo: Manfaatkan Isolasi Terpusat

Ketua Pelaksana Satgas Penanganan Covid-19 Solo, Ahyani, mengatakan pihaknya tak kendor melakukan ketiga langkah tersebut meski PPKM Darurat berlangsung pada 3-20 Juli.

“Pada pekan pertama kasus tetap melonjak sampai 500an. Enggak masalah, karena kami tetap tracing. Kami tidak menutupi data. Itu menjadi komitmen kami sejak awal Pandemi,” kata dia, kepada wartawan, Minggu (18/7/2021).

Lonjakan kasus yang pernah menyentuh 500an per hari, dua pertiganya disumbang oleh hasil uji swab antigen di fasyankes, maupun klinik dan laboratorium yang melayani uji tersebut. Kementerian Kesehatan (Kemenkes) telah menjadikan uji swab antigen sebagai penegakan diagnosa.

“Semua yang hasilnya positif baik antigen maupun PCR dilaporkan ke kami, sehingga kasusnya tinggi. Kami ingin deteksi lebih awal agar lebih cepat penanganan,” kata dia.

Baca Juga: BOR RS Covid-19 di Solo Tembus 95%, Ini Cara Cek Bed IGD

Kebut Vaksinasi

Penanganannya adalah mengirim pasien konfirmasi positif tanpa gejala ke gedung isolasi terpusat. Di situ, Pemkot melakukan sejumlah treatment agar pasien cepat sembuh selain tujuan utamanya adalah memisahkan mereka yang sakit dari yang sehat agar virusnya tak semakin menyebar.

Satgas tak ingin menciptakan fenomena gunung es atau data yang ditampilkan kepada masyarakat adalah setitik dari kasus yang tak terungkap di lapangan. Vaksinasi juga kami kebut guna menekan angka kematian dan mengurangi gejala apabila ada yang tertular virus,” ucap Ahyani.

Jumlah sasaran harian vaksinasi mencapai 5.000an orang. Pada pekan kedua PPKM berlangsung, perlahan tambahan angkanya turun menjadi 200an, bahkan tingkat kesembuhannya lebih banyak dibandingkan tambahan kasus harian.

Baca Juga: Penutupan Jalan, Penurunan Mobilitas Warga Solo 15,8 Persen

Kepala Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo, Siti Wahyuningsih, mengatakan Pemkot menggenjot capaian vaksinasi guna mempercepat herd immunity atau kekebalan komunitas. Hingga Senin (19/7/2021) siang jumlah vaksinasi yang sudah dilakukan menyentuh 249.387 dari sasaran 417.387.

Jumlah 200.000an itu tidak seluruhnya masyarakat Solo karena banyak pelayan publik yang berasal dari luar daerah namun bekerja di Solo. “Karena itu, target kami tidak hanya 100 persen tapi lebih dari itu,” ucapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya