SOLOPOS.COM - Ekspor produk perikanan Jateng, Rajungan paling diminati. (Liputan6.com)

Solopos.com, JAKARTA — Jawa Tengah tak gentar dengan perpanjangan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat darurat. Jateng bahkan tetap optimistis bisa mengejar target ekspor jika PPKM Darurat yang mestinya berakhir pada 20 Juli 2021 diperpanjang oleh pemerintah Presiden Joko Widodo

Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah, pada Mei lalu, mencatat bahwa kinerja ekspor Jawa Tengah mengalami penurunan secara month-to-month. Nilai ekspor Jateng pada Mei 2021 dilaporkan mengalami penurunan 23,67% dibandingkan April 2021.

Promosi BRI Raih 4 Penghargaan BCOMSS, Dirut Sunarso Raih Best CEO of Communication

Selain itu, Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Tengah Arif Sambodo menyebut bahwa aktivitas perdagangan di negara-negara tujuan ekspor mengendur.

Baca Juga: Waspada Anosmia Covid-19, Ini 7 Bahan Alami Mengatasinya…

“Kalau ditanya pengaruhnya [PPKM Darurat], jelas ada. Karena pertama, mungkin bukan hanya dari kinerja kita, tapi juga karena tempat tujuan ekspor banyak juga negara yang mulai lockdown kembali,” jelas Arif, Jumat (16/7/2021).

Meskipun demikian, Arif optimis bahwa kinerja ekspor Jateng pada tahun ini saat PPKM Darurat akan lebih baik ketimbang periode awal pandemi Covid-19 pada 2020 lalu. “Turun iya, dari bulan-bulan kemarin. Tetapi secara year-on-year kami masih optimis,” jelasnya.

Meningkat 25%

Berdasarkan data BPS Jateng, nilai ekspor sepanjang Januari–Mei 2021 dilaporkan mencapai US$3.975,17 juta. Angka tersebut mengalami peningkatan 25,07% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya (c-to-c).

Kepada Jaringan Informasi Bisnis Indonesia (JIBI), Arif juga menyebutkan bahwa pihaknya akan berupaya untuk menjaga nilai ekspor Jawa Tengah. Meskipun hingga saat ini sejumlah pembatasan serta penurunan permintaan dari negara utama tujuan ekspor masih terjadi.

Baca Juga: Ratusan Tenaga Kesehatan Australia Diisolasi, RS Sydney Kritis

“Untuk meminimalisir efek [PPKM Darurat] mungkin kita secara tepat tidak bisa. Tetapi kami tetap menjalin hubungan dengan pihak luar untuk mempromosikan produk kita dengan intens. Seperti dengan Ethiopia, Penang, jadi momentumnya masih kita jaga dengan para buyer,” jelas Arif.

Belakangan, eskpor Jawa Tengah ke negara-negara non-tradisional memang tengah moncer. Meskipun nilai ekspor di 13 negara utama tujuan ekspor dilaporkan mengalami penurunan pada bulan Mei lalu. Namun, permintaan dari negara-negara non-tradisional seperti Tanzania, Gambia, Srilanka, Nigeria, dan Perancis justru mengalami peningkatan.

Disperindag Provinsi Jawa Tengah pun mencatat kenaikan permintaan dari sejumlah komoditas baru. Seperi misalnya produk mesin, peralatan listrik, serta elektronika ringan.

KLIK dan LIKE untuk lebih banyak berita Solopos

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya