SOLOPOS.COM - Warga berada di salah satu warung makan di Boyolali, Kamis (29/7/2021). Pada PPKM Level 3, warga dibolehkan makan di warung makan, namun dengan kapasitas dan waktu yang dibatasi. (Solopos/Bayu Jatmiko Adi)

Solopos.com, BOYOLALI— Pelaku usaha kecil dan mikro mengaku pasrah dengan pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) beberapa waktu terakhir. Warga berharap ada target pasti dari pelaksanaan PPKM ini, sehingga ketika tercapai aktivitas masyarakat bisa kembali seperti semula dan kegiatan ekonomi kembali normal.

Sudah beberapa pelaku usaha mengaku keberatan dengan pembatasan masyarakat saat ini. Meski mendukung upaya pemerintah untuk menangani pandemi Covid-19, mereka berharap ada solusi untuk menghidupkan perekonomian, terutama untuk pertumbuhan usaha mikro kecil menengah (UMKM).

Promosi Selamat! Direktur Utama Pegadaian Raih Penghargaan Best 50 CEO 2024

Salah satu pemilik warung makan di wilayah Ngemplak, Kabupaten Boyolali, Tri Susanto, mengaku kebingungan dengan kondisi yang ada saat ini. Sebab usaha yang dia jalankan tidak berjalan lancar.

Baca Juga: Jelang Malam 1 Sura, Petugas Pintu Masuk Gunung Lawu Antisipasi Pendaki Ritual

“Ada dampaknya atau tidak? Ya berdampak. Sebab dengan adanya pembatasan yang ketat, aktivitas masyarakat berkurang. Antusiasme masyarakat untuk berbelanja juga berkurang,” kata dia belum lama ini.

Dia berharap ke depan pembatasan masyarakat dapat berangsur dipulihkan agar masyarakat seperti dirinya juga segera dapat memulihkan usahanya. “Targetnya [PPKM] sebenarnya seperti apa, kami juga belum mendapatkan informasi yang jelas. Kami hanya tahu pembatasan ini terus diperpanjang. Kami juga bingung,” lanjut dia.

Sebelumnya, warga Sawit, Kabupaten Boyolali, Suratman, memilih menutup warung makan yang sudah dirintisnya cukup lama. Hal itu dilakukan karena sudah tidak dapat bertahan di tengah pandemi Covid-19 di mana banyak pembatasan yang diterapkan.

Baca Juga: Kampanyekan Tunda Hamil, Pemkab Karanganyar Terkendala Jumlah Petugas

“Awalnya juga mau bertahan, tapi tidak bisa. Sebab apa yang sudah kami persiapkan untuk sajian warung, berisiko tidak habis jual. Belum lagi biaya listrik, air, dan lain-lain,” kata dia.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya