SOLOPOS.COM - Sejumlah pengunjung sedang berjalan untuk masuk ke Gua Jomblang di Desa Pacarejo, Semanu. Objek wisata ini, selain sebagai destinasi minat khusus unggulan di Gunungkidul, juga sebagai salah satu geosite dalam kawasan Geopark Gunungsewu, Rabu (18/10/2017). (Harian Jogja/David Kurniawan)

Solopos.com, GUNUNGKIDUL — Sejak diberlakukan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM), sektor kepariwisataan  adalah salah satu sektor yang paling terdampak  karena merupakan salah satu sektor non esensial yang harus berhenti beroperasi sementara. Diperkirakan hingga awal Agustus, kerugian akibat penutupan destinasi wisata mencapai belasan miliar rupiah.

Mengutip laman Instagram @kabarjogja, Selasa (17/8/2021), Sekretaris Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul, Hary Sukmono, mengatakan penutupan destinasi wisata selama PPKM memberikan dampak signifikan. Pasalnya, selama kebijakan berlangsung, praktis tidak ada pendapatan yang masuk, baik untuk pelaku usaha maupun Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui tiket retribusi masuk kawasan wisata.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Dirinya mengungkapkan, kerugian sektor PAD diperkirakan mencapai Rp1 miliar. Jumlah ini dihitung berdasarkan tingkat kunjungan dalam satu pekan sebelum kebijakan penutupan destinasi wisata yang mencapai 40.000 orang.

Baca Juga : Hidden Gem di Ujung Selatan Jogja Ini Bikin Penasaran

Jumlah pengunjung tersebut dikali lima pekan masa penutupan kemudian dikalikan Rp5.000 untuk rata-rata tiket masuk ke destinasi sehingga menghasilkan angka kerugian hingga Rp1 miliar tersebut. Potensial kehilangan pendapatan di sektor ini dinilai lebih besar lagi. Pasalnya, perputaran uang yang berhenti akibat penutupan wisata diperkirakan mencapai Rp17,2 miliar.

Hary menjelaskan, jumlah ini berdasarkan data survei tingkat belanja di destinasi wisata sebesar Rp81.000 per pengunjung. Nominal tersebut dikalikan dengan jumlah pengunjung yang mencapai 40.000 orang di setiap pekan.

Dia juga menambahkan bahwa penutupan selama lima pekan tersebut membuat kerugian secara akumulasi dari perputaran uang belanja dan PAD mencapai Rp17,2 miliar. Menurut dia, potensi kerugian masih bisa bertambah apabila kebijakan PPKM terus diperpanjang. Meski demikian, Hary mengakui akan memenuhi segala kebijakan yang berkaitan dengan upaya pengendalian penyebaran virus Corona.

Baca Juga: Belalang Goreng Khas Gunung Kidul Jadi Buruan Wisatawan, Berani Coba?

Dia menegaskan bahwa untuk saat ini destinasi wisata di daerahnya masih ditutup dan belum ada instruski dari pemerintah daerah maupun pusat untuk membuka kembali tempat-tempat wisata. Selain berdampak pada PAD, kebijakan PPKM ini juga berdampak pada sekitar 7.000 pelaku wisata di Kabupaten Gunungkidul.

Mengutip Detik.com, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul, Asti Wijayanti mengatakan bahwa ribuan pelaku wisata di Gunungkidul terdampak karena tidak memiliki pemasukan selama muncul kebijakan penutupan sementara tempat-tempat wisata. Hal itu membuat pelaku wisata hanya mampu mengandalkan uang tabungan untuk bertahan hidup.

Terkait hal tersebut, Asti mengungkapkan jika Kemenparekraf RI berencana menggelontorkan bantuan untuk memulihkan wisata. Menurutnya, Kemenparekraf menyiapkan dana hingga Rp2,4 triliun terkait rencana bantuan tersebut.

Diberitakan sebelumnya, pelaku wisata khususnya pemilik usaha kuliner di kawasan Pantai Gunungkidul berharap Pemerintah tidak memperpanjang PPKM. Pasalnya pemasukan mereka tidak ada dan uang tabungan semakin menipis untuk kebutuhan sehari-hari dan bayar angsuran.

Salah satu pemilik rumah makan bernama Mujiyanto di Pantai Kukup, Kalurahan Kemadang, Kapanewon Tanjungsari, Kabupaten Gunungkidul mengatakan, bahwa selama PPKM yang berlangsung sekitar satu bulan ini membuatnya tidak bisa mendulang pundi-pundi rupiah. Pasalnya seluruh kawasan Pantai Gunungkidul tutup selama PPKM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya