SOLOPOS.COM - Bupati Wonogiri, Joko Sutopo. (Solopos/M. Aris Munandar)

Solopos.com, WONOGIRI — Pemerintah Kabupaten atau Pemkab Wonogiri ingin menambah simpul ekonomi baru di wilayah selatan dengan membuka kawasan industri, terutama industri pertambangan. Pemkab membuka pintu bagi pelaku usaha yang ingin berinvestasi.

Komitmen Pemkab dipertegas disahkannya Peraturan Daerah Rencana Tata Ruang Wilayah atau Perda RTRW 2020-2040 melalui Rapat Paripurna Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Wonogiri, Selasa (14/7/2020).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, menyampaikan wilayah selatan menyimpan potensi yang begitu besar berdasar kajian ilmiah, terutama potensi barang galian logam maupun nonlogam. Terbangunnya jalur lingkar selatan atau JLS yang melintas di Pracimantoro-Giriwoyo menambah poin plus.

2 Asisten Ustaz Positif Covid-19 di Wonogiri Ketularan, Asal Jatisrono dan Selogiri

Dia menilai potensi-potensi tersebut “seksi” untuk menarik para investor. Menyadari hal tersebut Pemkab menjadikan wilayah selatan sebagai kawasan industri. Hanya, Lelaki yang akrab disapa Jekek itu tak hapal mana saja kecamatan wilayah selatan yang masuk kawasan industri.

Dia hanya menyebut beberapa di antaranya, seperti Wuryantoro, Eromoko, Pracimantoro, Giriwoyo, dan Giritontro. Seperti diketahui, selain kecamatan tersebut ada beberapa kecamatan lain di wilayah selatan, yakni Paranggupito, Baturetno, dan Tirtomoyo. Bupati memastikan kawasan industri sama sekali tidak menyentuh kawasan karst yang merupakan wilayah terlarang didirikan industri pertambangan.

“Ini agar ekonomi wilayah selatan tumbuh pesat. Potensinya mendukung, ada JLS [jalan nasional], potensi melimpah, tenaga kerja di Wonogiri banyak. Sebelumnya ada informasi akan ada investor yang mau membangun industri semen di wilayah selatan. Sampai sekarang belum ada tindak lanjut karena belum ada kejelasan soal kawasan industri di sana. Perda RTRW yang baru ini memperjelas semuanya,” kata Bupati kepada wartawan.

Data Potensi

Berdasar data potensi bahan galian logam dan nonlogam di Wonogiri yang Solopos.com peroleh dari Laporan Penyelenggaraan Pemerintah Daerah atau LPPD 2018, potensi batu gamping (bahan semen) diperkirakan mencapai 3,599 miliar m3 (di data tertera 3.500 juta m3) yang tersebar di lahan seluas 4.130 ha.

Potensi itu terdapat di Tirtomoyo, Eromoko, Giritontro, Giriwoyo, Paranggupito, Baturetno, Batuwarno, dan Puhpelem. Potensi bahan semen lainnya, yakni clay atau tanah liat di Wonogiri juga melimpah.

Fix! Ekonomi Singapura Masuk Jurang Resesi, Ini Penjelasannya

Clay layak tambang tersimpan di lahan seluas 18.392 hektare (ha) dengan potensi sumber daya 329.076.050 m3. Ketebalan clay yang layak tambang 1,5 meter. Potensi tersebut terdapat di Kecamatan Tirtomoyo, Puhpelem, Bulukerto, dan Purwantoro.

Potensi lainnya seperti bentonit atau lempung sebesar 1.272.727 m3 di Giriwoyo, kalsit yang banyak ditemukan di rekahan batu gampung dan goa-goa di daerah batu gamping 115.000 m3 di Eromoko dan Pracimantoro, dan sebagainya. Data tersebut berdasar hasil penelitian dan survei Pemkab Wonogiri yang bekerja sama dengan Badan Survei Geologi Bandung.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya