SOLOPOS.COM - Talkshow dengan tema Esport Industri yang Kian Diperhitungkan digelar di Sleman City Hall pada Minggu (19/12/2021).(Abdul Hamid Razak/Harian Jogja)

Solopos.com, JOGJA — Kementerian Pariwisata Ekonomi dan Kreatif (Kemenparekraf) siap memberikan dukungan berbagai berbagai event esport karena potensi industri ini kian menjanjikan.

Direktur Aplikasi Permainan TV dan Radio Kemenparekraf Syaifullah mengatakan berbagai kompetisi esport digelar Kemenparekraf. Hal ini sebagai bentuk dukungan pemerintah untuk pengembangan olahraga ini. Tidak menutup kemungkinan, katanya, event esport digelar di destinasi-destinasi wisata.

Promosi Sistem E-Katalog Terbaru LKPP Meluncur, Bisa Lacak Pengiriman dan Pembayaran

Hal itu terungkap dalam talkshow Sebelum Grand Final Solopos Diplomat Jogja Esport Arena (SDJEA) yang digelar di Sleman City Hall, Jogja, Minggu (19/12/2021).

“Kami juga menjadi sponsorship di beberapa event. Kami juga bersinergi dengan game developer untuk mengangkat game lokal. Sebab ke depan esport di Indonesia akan terus dikembangkan,” katanya.

Baca Juga: Ini Tema Lomba Astra 2021, Jangan Sampai Keliru ya!

Selain dari Kemenparekraf, panitia juga menghadirkan sejumlah narasumber pelaku industri esport hingga developer games di Indonesia dalam talkshow bertema “Esport Industri yang Kian Diperhitungkan”.

Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga Sleman, Agung Armawanta mengatakan meski sampai saat ini esport belum masuk kurikulum pendidikan namun pelaksanaannya masih bisa dilakukan secara nonformal. Misalnya digelar pemerintah dengan berkolaborasi dengan pihak swasta. Dengan demikian esport bisa menjadi ajang yang diandalkan pelajar.

“Kami juga mewacanakan untuk menggelar esport by label, misalnya dengan Bupati Cup. Terlepas dari itu, atlet esport tetap harus disiplin, disiplin waktu, disiplin belajar,” katanya.

Game Producer Gameloft Indonesia JOG Studio, Satrio Budi menyebut perkembangan produksi game di Indonesia sangat pesat. Bahkan saat ini teknologi yang digunakan oleh produsen game lokal sudah menggunakan teknologi produsen di luar negeri. “Dari sisi pasar, market Indonesia juga sangat besar,” katanya.

Baca Juga: Selamat, Inilah Pemenang Solopos Diplomat Jogja Esport Arena 2021

Masyarakat Antusias

Brand Manager Diplomat Mild, Ratri Nalayani mengatakan kolaborasi Diplomat dengan Solopos untuk menggelar SDJEA untuk ketiga kalinya tidak terlepas dari tingginya antusiasme masyarakat mengikuti kompetisi tersebut.

“Diplomat ingin tetap mewadahi esport ini secara konsisten. Tentu untuk terus mengasah kemampuan para atlet esport,” katanya.

Ketua Pengurus Besar Esport Seluruh Indonesia (PB ESI) Andry Wibowo mengakui kebiasaan anak-anak bermain game saat ini menimbulkan keresahan bagi para orang tua. Namun jika kebiasaan tersebut diarahkan dengan baik dan benar, anak bisa menjadi atlet esport yang profesional.

“Dunia maya tidak bisa dibendung, semua orang bisa mengaksesnya. PB ESI ada juga untuk ikut mengontrol implikasi positif dan negatif game-game ini,” kata Andry.

Dia mengajak agar orang tua bisa melihat hal itu baik dari sisi negatif maupun positifnya. Ia juga mengingatkan para gamers untuk lebih mengutamakan studi lebih dulu dibandingkan hobi.

“Orang tua tetap harus mengarahkan kebiasaan anak bermain game itu pada sisi positifnya. Oleh karenanya, tumbuhkan nilai-nilai kedisiplinan pada anak, kapan waktu belajar, kapan waktu bermain,” katanya.

Baca Juga: Awal Pekan Stagnan! Cek Harga Emas di Pegadaian, Senin 20 Desember 2021

Direktur Bisnis dan Konten Solopos Media Group, Suwarmin juga mengamini pendapat Andry. Menurutnya, Solopos mendukung kegiatan esport karena keberadaan game baik online maupun offline tidak bisa dihindari.

“Tentu kompetisi esport juga memiliki sisi positif di mana anak dibangun mentalnya, dibangun sportivitasnya. Kami berupaya memberi warna yang positif seperti ini,” kata Warmin.

CEO ALIN Esport, Adhi Saputra juga menggarisbawahi agar atlet esport tetap menerapkan kedisiplinan yang tinggi. Mereka harus pandai-pandai membagi waktu kapan bermain dan kapan belajar. Dia mengakui, masih banyak orangtua yang memandang negatif anak-anak yang biasa bermain game.

“Di klub kami, kami tata waktunya supaya tidak bertabrakan dengan studi. Sebab prestasi akademik masih lebih penting sementara prestasi game itu hanya bonus,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya