SOLOPOS.COM - Warga memilih barang belanjaan melalui situs belanja daring di Jakarta, Minggu (6/2/2022). Bank Indonesia memproyeksikan transaksi e-commerce menembus Rp526 triliun pada 2022 atau meningkat 31,2% dari capaian tahun 2021 yang senilai Rp401 triliun. (Antara/Aprillio Akbar)

Solopos.com, JAKARTA–Adopsi digital konsumen dan penjual di tengah pembatasan mobilitas selama pandemi Covid-19 sangat besar.

Direktur Penelitian Bank Umum Departemen Penelitian dan Pengaturan Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Mohamad Miftah menyebut ekonomi digital diuntungkan dengan adanya perubahan struktural dan perilaku masyarakat akibat Covid-19 yang mempercepat laju digitalisasi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Hal ini tercermin dari e-commerce, delivery service, fintech, dan logistik yang mengalami lonjakan pertumbuhan selama pandemi.

Data Kementerian Perdagangan, Miftah mengatakan Indonesia memiliki potensi ekonomi digital yang besar. Pertama, ekonomi digital Indonesia akan tumbuh 8 kali lipat dari Rp632 triliun menjadi Rp4.531 triliun pada 2030. Kedua, sektor e-commerce akan mendominasi ekonomi digital Indonesia senilai Rp1.900 triliun pada 2030, atau naik 34%.

Ketiga, produk domestik bruto Indonesia akan mengalami pertumbuhan dari Rp15.400 triliun menjadi Rp24.000 triliun di 2030 sebagai dampak dari pertumbuhan ekonomi digital.

Tak hanya itu, merujuk data Bank Indonesia, saat ini pembayaran digital juga mencatatkan transaksi pembayaran digital melalui QRIS sebesar 13,4 juta merchant di seluruh Indonesia, yang di antaranya 95% merupakan pelaku UMKM.

Sementara itu, e-Conomy SEA Report 2021 menyatakan Indonesia memiliki 4 main takeaways pada era digitalisasi. Pertama, sejak pandemi diperkirakan terdapat 21 juta konsumen digital baru di Indonesia, di mana 72% berasal dari daerah nonmetro atau suburban.

“Hampir seluruh konsumen tersebut tetap menggunakan layanan digital dan akan terus menggunakannya di masa depan. Jadi ini suatu perubahan yang akan bertahan jadi merupakan preferensi dari konsumen,” ujar Miftah dalam acara bertajuk Hybrid Banking Ecosystems: The Key to Future Value Creation in Banking, Kamis (17/3/2022).

Kedua, sebanyak 98% digital merchant telah menerima pembayaran digital dan 59% digital merchant mulai mengadaptasi pembiayaan digital. Dengan kata lain, digitalisasi dipercaya meningkatkan tingkat engagement dengan konsumen, dan 69% digital merchant akan meningkatan pemasaran via digital.

Ketiga, peningkatan penetrasi digital menyebabkan nilai gross merchandise value (GMV) Indonesia mencapai US$70 miliar di 2021, naik 49% dari 2020. Adapun, nilai ini diperkirakan meningkat 2 kali lipat hingga mencapai US$146 miliar pada 2025.

Keempat, Indonesia akan menjadi pasar digital yang paling dinamis. Miftah menuturkan Indonesia menjadi destinasi investasi yang paling diminati dan mengalahkan Singapura. “Aliran dana internasional itu akan terus masuk ke pasar Indonesia karena permintaan pasar yang kuat, terutama adanya peningkatan yang signifikan atas penggunaan layanan digital selama pandemi,” jelas dia.

Berita telah tayang di Bisnis.com berjudul Indonesia Punya Potensi Ekonomi Digital yang Besar, Ini Buktinya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya