SOLOPOS.COM - Aktivitas di puncak Gunung Merapi terpantau dari Dukuh Gondang, Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Klaten, Kamis (10/3/2022) dini hari.(Istimewa/Dokumentasi Jainu)

Solopos.com, SLEMAN — Masyarakat diimbau tidak melakukan kegiatan apapun di sepanjang aliran sungai dengan radius 5 kilometer di wilayah lereng Gunung Merapi.

Tak hanya itu, aktivitas penambangan material golongan C dan wisata bunker Kaliadem Kepuharjo Cangkringan ditutup sementara. Kepala Pelaksana BPBD Sleman, Makwan, mengatakan rekomendasi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG). Potensi bahaya Gunung Merapi berupa guguran lava dan awan panas pada sejumlah sektor.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Pertama, pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal 5 km, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal 7 km. Kedua, sektor tenggara meliputi Sungai Woro sejauh maksimal 3 km dan Sungai Gendol 5 km.

Baca Juga : Merapi Luncurkan Awan Panas 5 Km, Ratusan Warga Sleman Mengungsi

Ekspedisi Mudik 2024

Selain itu, Makwan juga menyatakan bahwa BPPTKG memperingatkan tentang lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 km dari puncak. Oleh karena itu, masyarakat diimbau tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.

Masyarakat juga diminta mengantisipasi gangguan akibat abu vulkanik dari erupsi Gunung Merapi serta mewaspadai bahaya lahar terutama saat hujan di sekitar Gunung Merapi. BPBD Sleman, katanya, bersama Pemerintah Kalurahan Glagaharjo dan sukarelawan melakukan beberapa upaya sesuai rekomendasi BPPTKG Yogyakarta terkait daerah bahaya 5 km di wilayah lereng gunung Merapi.

Warga Sempat Mengungsi

Di sisi lain, berdasarkan hasil koordinasi BPBD Sleman, Pemerintah Kalurahan Glagaharjo dengan BPPTKG, lanjut dia, aktivitas Gunung Merapi sudah mulai melandai sehingga warga yang sempat melakukan evakuasi mandiri dipersilahkan kembali ke rumah masing-masing.

Baca Juga : Merapi Luncurkan Panas, Warga Balerante Klaten Evakuasi Mandiri

“Warga beraktivitas seperti biasa. Aktivitas dan akses penambangan material golongan C tutup sementara. Wisata bunker Kaliadem Kepuharjo Cangkringan tutup sementara,” katanya, Kamis (10/3/2022).

Saat terjadi awan panas guguran (APG) sejauh 5 km, lanjutnya, sukarelawan membantu warga melakukan evakuasi mandiri ke barak Balai Kalurahan Glagaharjo Cangkringan. Jumlah pengungsi 193 jiwa terdiri dari dewasa 114 jiwa, lansia 38 jiwa, anak/balita 40 jiwa, dan ibu hamil 1 orang mengungsi ke lokasi aman.

“Kami terus melakukan pemantauan dampak awan panas guguran gunung Merapi di Kecamatan Cangkringan,” ujar dia.

Baca Juga : Sempat Mengungsi Akibat Awan Panas Merapi, 193 Warga Kembali ke Rumah

Sebanyak 193 warga itu sempat mengungsi pada Kamis dini hari. Warga mengamankan diri ke lokasi pengungsian setelah terjadi APG sejauh 5 km dari puncak Merapi. Carik Glagaharjo, Joko Purwanto, mengatakan warga yang sempat mengungsi sudah meninggalkan barak pengungsian di Kalurahan Glagaharjo.

“Tadi malam ada 193 warga yang turun. Tapi saat ini semua sudah kembali ke rumah masing-masing,” katanya saat dihubungi Harian Jogja, Kamis.

Dia mengatakan seluruh standar operasional prosedur (SOP) terkait mitigasi bencana erupsi Gunung Merapi berjalan baik. Meski kondisi Gunung Merapi mulai melandai, ia menuturkan warga diminta tetap waspada jika sewaktu-waktu terjadi perubahan kondisi Gunung Merapi. “[Mitigasi Gunung Merapi] sudah berjalan. Semoga tetap mandali.”

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya