SOLOPOS.COM - Ilustrasi penggunaan gawai (Sumber:Freepik.com)

Solopos.com, PURBALINGGA — Di tengah-tengah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat ini, muncul poster yang beredar luas di media sosial yang mengajak warga Purbalingga dan Banyumas untuk bersama-sama tidak mengunggah berita terkait pandemi Covid-19.

Poster ini diunggah di berbagai grup komunitas Facebook di Purbalingga dan Banyumas, salah satunya adalah grup Facebook Sekilas Info Pubalingga & Sekitarnya. Ajakan ini didorong karena warga sudah jenuh dengan pemberitaan Covid-19 oleh media-media saat ini yang dinilai berlebihan dan cenderung memunculkan kepanikan.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Unggahan gambar dengan latar belakang patung  Jendral Soedirman dengan tulisan “Warga  Purbalingga Kompak Untuk Tidak Upload Berita Tentang Covid Biar Masyarakat Tentram dan Tenang” menjadi perhatian netizen Purbalingga.

Baca Juga: Tradisi Muslim Kudus Sembelih Kerbau Saat Iduladha, Apa Kata Kemenag?

Gambar tersebut diunggah oleh akun Mebel Ayusejati pada Senin, (12/7/2021) lalu dengan narasi “Doa kami semua utk bangsa Indonesia sembuh… Alfatihah yg sdh meninggaldunia.. semoga yg + cepet sembuh.. Jaga kesehatan imun, madang, jangan lupa bahagia.. jaga jarak ya seperti kamu sama aku,” tulis Mebel Ayusejati.

Poster ajakan untuk stop unggah berita terkait Covid-19 di Facebook
Poster ajakan untuk stop unggah berita terkait Covid-19 di Facebook (Facebook/ Sekilas Info Purbalingga & Sekitarnya)

Melalui pantauan Solopos.com di akun Facebook Sekilas Info Purbalingga & Sekitarnya, Selasa (13/7/2021), unggahan berisi ajakan untuk tidak unggah informasi berkaitan dengan Covid-19 ini telah dibagikan sebanyak 23 kali dan direspon oleh para netizen yang mendukung ajakan ini.

Salah satunya dari akun dengan nama Idmah Kunadi yang menulis “Ya betul jangan asal ad berita di pasang..bikin resah terkadang malah…bijaksana dalam memberikan kabar agar tak memperkeruh suasana.”

Sementara itu, mengutip dari situs Jabarprov.go.id, Sekretaris Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat Siska Gerfiandi menuturkan bahwa selama pandemi, jumlah pasien gangguan cemas di RSJ Jawa Barat mengalami peningkatan tajam, hal ini diakibatkan konsumsi berita terkait Covid-19 yang sudah di luar batas dan dari beragam sumber.

Baca Juga: Nikmatnya Gudeg Koyor Semarang Ala Warung Mbak Tum

Sementara itu, Direktur Utama RSJ Jawa barat Elly Marliyani menjelaskan bahwa gangguan jiwa ini secara spesifik dikarenakan penggunaan gawai (Gadget) oleh masyarakat yang meningkat dari sisi durasinya.

Pada awal Pandemi tahun 2020 silam, kisaran bulan April-Mei 2020, penelitian RSCM FK Universitas Indonesia menunjukan adanya peningkatan rata-rata penggunaan gawai hingga 11,6 jam per hari sehingga kondisi ini berpotensi menyebabkan stress bagi orang tua maupun anak karena asupan informasi terkait pandemi  secara konstan.

Peningkatan pasien di RSJ Jawa Barat sendiri terhitung mencapai 14% hingga September 2020 silam. Peningkatan ini dinilai sangat signifikan jika dibandingkan pada 2019. Melihat kondisi ini, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil ikut mengingatkan warga untuk terus memanfaatkan teknologi dan informasi dengan cara yang dewasa, salah satunya dengan memilah informasi dari sumber yang benar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya