SOLOPOS.COM - Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo, saat menggelar jumpa pers seusai rapat penanganan Covid-19 di kantornya, Senin (26/7/2021). (Istimewa/Humas Pemprov Jateng)

Solopos.com, SEMARANG – Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, menyebut tingkat testing Covid-19 di Jawa Tengah (Jateng) sudah melebihi standar Badan Kesehatan Dunia atau WHO. Sementara  positivity rate atau perbandingan jumlah kasus Covid-19 dengan orang yang dites di Jateng baru mencapai 30%.

Angka positivity rate di atas 10% menandakan pandemi di suatu wilayah tak terkendali.

Promosi Siap-Siap Beli Tiket Mudik Lebaran, BRI dan Citilink Gelar Online Travel Fair

Klaim tingkat testing Jateng yang sudah melampaui WHO itu disampaikan Ganjar saat menggelar jumpa pers seusai memimpin rapat penanganan Covid-19 di Gedung A lantai II Pemprov Jateng, Senin (26/7/2021).

Testing kita dari data yang dimiliki sudah tinggi. Di pekan ke-28, testing kita sudah di angka 103.674. Ini sudah tinggi, sudah di atas WHO. Tapi, kalau kondisi kasusnya tinggi seperti ini, masih kurang menurut saya,” ujar Ganjar.

Baca Juga: Sering Beritakan Perjudian, Pemred Media di Medan Disiram Air Keras

Dalam kesempatan itu, Ganjar juga menyebut beberapa daerah yang tingkat testing masih memprihatinkan atau rendah, terutama di wilayah Soloraya, khususnya Wonogiri. “Wonogiri ternyata memang sedikit trouble terkait SDM [sumber daya manusia]. Tapi ini tadi sudah lapor bisa dikerjakan. Mereka juga minta bantuan terkait peralatan. Nanti akan kita bantu,” tutur Ganjar.

Selain itu, Ganjar mengaku ada beberapa kendala dalam melakukan testing dan tracing. Kendala itu antara lain masih banyaknya warga yang takut menjalani tes meski menjadi kontak erat pasien Covid-19. “Ada yang berhubungan erat dites enggak mau. Seringnya petugas hanya melakukan tracing ke keluarga. Makanya, kita perlu menggandeng toko masyarakat dalam mengenjot testing. Supaya masyarakat lebih percaya. Proses itu memang enggak mudah,” ujarnya.

Jauh Dari Standar

Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Jateng, Yulianto Prabowo, mengaku tingkat positivity rate Jateng masih jauh dari standar WHO, yakni 30%. Sementara, standar positivity rate yang ditetapkan WHO pada suatu pemerintahan tidak boleh lebih dari 5%.

Baca Juga: Serapan Dana Covid-19 Jateng Capai 17% Lebih, DPRD Sebut Masih Rendah

Sementara mengacu Instruksi Mendagri terbaru tentang PPKM di Jawa Bali, setiap daerah diminta untuk meningkatkan jumlah testing dan tracing. Ketentuannya, setiap daerah ditarget mengejar positivity rate kurang dari 10%.

Untuk wilayah Jateng, ditarget menggelar tes kepada 74.024 orang per hari. Dari 35 kabupaten/kota di Jateng, Kota Semarang mendapat target paling tinggi yakni 3.984 orang per hari, disusul Brebes dengan 3.874 orang per hari.

Yulianto juga membenarkan jika data yang disampaikan Gubernur, yakni 103.674 tes bukan data harian, melainkan per pekan. Sedangkan angka positivity rate masih di atas 30%.  “Makanya ini kita harus terus tingkatkan, ketaatan masyarakat juga harus ditingkatkan, testing juga harus ditingkatkan. Strategi harus diperbaiki semua supaya angka [kasus] menurun, positivity rate turun, kematian juga turun. Kita upayakan terus,” ujar Yulianto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya