SOLOPOS.COM - Phascolarctos cinereus alias Koala (carinbondar.com)

Solopos.com, JAKARTA — Para ilmuwan di sebuah universitas Australia berharap dapat membantu agar populasi koala yang kian berkurang menjadi lebih sehat dengan vaksin klamidia untuk hewan berkantung itu.

University of the Sunshine Coast mengatakan pada bulan ini, mereka telah memulai fase ketiga uji klinis untuk vaksin eksperimental.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Chylamydia bisa mematikan bagi hewan yang menyebabkan penyakit komplikasi yang hampir serupa dengan manusia jika tidak diobati, termasuk mata merah, nyeri genital, keputihan, dan kista.

Menurut sebuah studi pada tahun 2019 di jurnal Scientific Reports, sekitar setengah dari koala di satu wilayah geografis Australia dinyatakan positif terinfeksi, dan banyak dari mereka yang di tes positif juga tidak subur.

Baca Juga: Sejarah Hari Ini : 21 Oktober 1944, Serangan Kamikaze Pertama

Dampak Kebakaran Hutan

Menurut Yayasan Koala Australia bulan lalu, sejak tahun 2018, Australia mengklaim telah kehilangan sekitar 30 persen koala karena kebakaran hutan, kekeringan, gelombang panas, dan pembukaan lahan.

Dalam dua fase pertama uji coba, vaksin telah dinyatakan dan terbukti aman. University of the Sunshine Coast, Peter Timms, seorang profesor mikrobiologi, mengatakan dalam sebuah pernyataan, ia juga menambahkan bahwa penelitian tersebut melibatkan sekitar 200 koala liar dan penangkaran.

Tahap selanjutnya akan melibatkan 400 ekor koala, termasuk yang hidup di cagar alam, serta hewan yang masuk rumah sakit untuk menjalani perawatan, katanya.

Mereka akan dibagi menjadi dua kelompok, 200 ekor akan mendapat vaksin, dan 200 ekor lainnya lagi akan menjadi kelompok kontrol.

Baca Juga: Skandal Aborsi Aktor Kim Seon Ho dan Kisah Babybox di Korea Selatan

“Sementara vaksinasi ini akan secara langsung menguntungkan setiap hewan, uji coba juga akan fokus pada perlindungan yang diberikan oleh vaksinasi. Semua koala akan di-microchip, dan rumah sakit akan mencatat setiap hewan yang kembali dengan alasan apa pun selama 12 bulan ke depan,” kata Timms dalam sebuah pernyataan.

Timms mengatakan bahwa timnya sedang bekerja dengan produsen vaksin dan regulator pemerintah untuk mempercepat pelepasan vaksin jika hasil uji coba positif.

Sebuah uji klinis juga sedang berlangsung di AS untuk vaksin manusia untuk klamidia. Uji coba Fase 1 yang menguji keamanan dan imunogenisitas vaksin klamidia manusia, yang dimulai pada 2019, diharapkan selesai tahun depan, menurut National Institutes of Health.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya