SOLOPOS.COM - Ilustrasi panen padi (Kementan)

Solopos.com, JAKARTA – Perhimpunan Organisasi Mahasiswa Sosial Ekonomi Pertanian Indonesia (Popmasepi) mengatakan produksi pertanian Indonesia mengalami perkembangan yang semakin baik. Sehingga tidak perlu impor.

Menurut Kepala Bidang Kajian Strategis dan Advokasi DPP Popmasepi, Sahabudin Letsoin sektor pertanian Indonesia semakin maju, semakin mandiri, dan semakin modern. Sehingga produksi pertanian terus membaik.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Dengan melihat perkembangan produksi pertanian tersebut, lanjut Sahabudin, menunjukan bahwa Indonesia mampu mewujudkan kedaulatan pangan secara mandiri. Sehingga ke depan, kalau bicara pangan Indonesia tidak perlu melakukan impor.

“Upaya pemerintah dalam rangka pemenuhan kebutuhan pangan nasional terus dilakukan. Terutama komoditas beras yang notobenenya sebagai pangan pokok. Karena itu pemerintah memiliki data yang meyakinkan. Bahwa stok beras nasional masih bisa terpenuhi,” ujar Sahabudin, Selasa (16/3/2021).

Ekspedisi Mudik 2024

Baca jugaBPS : Januari-Februari 2021, Ekspor Pertanian Tumbuh 8,81 Persen

Selain itu, tambah Sahabudin, pemerintah juga terus menciptakan inovasi dan konsep modern produksi pertanian. Seperti yang tertuang pada program food estate yang kini sudah memasuki masa panen raya di Provinsi Kalimantan Tengah.

"Food Estate merupakan salah satu program unggulan untuk meningkatkan produksi pertanian yakni beras di dalam negeri. Artinya tujuan pemerintah menjaga pasokan beras di masa krisis melalui program ini sudah mulai terlihat. Kita patut bersyukur karena pemerintah juga membangun food estate di wilayah lain," katanya.

Berdasarkan data produksi pertanian yang ada, impor beras 1 juta ton sangat tidak masuk akal dan bukan merupakan sebuah sulusi untuk memenuhi pangan dalam negeri. Menurut Sahabudin, impor hanya kebijakan yang nantinya akan menyakiti hati para petani.

Baca jugaMenteri Pertanian Sebut Boyolali bisa Jadi Lokomotif Sektor Pertanian, Begini Caranya

Mengalami Kenaikan

"Artinya, impor beras tahun 2021 ini tidak perlu dilakukan. Karena sangat kontradiktif dengan data beras yang sangat meyakinkan dari pemerintah sendiri. Di sisi lain, petani sedang menyambut masa panen raya. Jika impor beras tetap dilakukan akan berpengaruh terhadap equilibrium permintaan dan penawaran beras. Dalam hal ini petani akan dirugikan karena harga beras mengami penurunan," jelas Sahabudin.

Apalagi, menurut Sahabudin, produksi pertanian beras dalam negeri pada tahun 2019 mencapai 31,31 juta, kemudian meningkat lagi menjadi 31,33 juta ton di tahun 2020. Bahkan, BPS memperkirakan produksi padi pada periode Januari-April 2021 mencapai 25,37 juta ton GKG. Atau mengalami peningkatan sebesar 5,37 juta ton (26,88%) dibandingkan tingkat produksi padi tahun 2020 di periode yang sama, yakni 19,99 juta ton GKG.

"Angka proyeksi produksi pertanian ini terbilang sangat signifikan. Sehingga produksi beras sebesar 31,33 juta ton pada tahun 2020, secara optimis tentu akan mengalami kenaikan juga di tahun 2021," pungkasnya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya