SOLOPOS.COM - Petugas medis melayani santri di klinik kesehatan Ponpes Sunan Gunung Jati, Kismantoro, Wonogiri. (Istimewa/K.H. Sutrisno Yusuf)

Solopos.com, WONOGIRI -- Pemprov memberi penghargaan untuk Pondok Pesantren atau Ponpes Sunan Gunung Jati, Kismantoro, Wonogiri, berupa uang pembinaan senilai Rp125 juta dan Jaga Santri kit senilai Rp8 juta, Kamis (22/10/2020).

Penghargaan itu diberikan karena Ponpes Sunan Gunung Jati Wonogiri dinilai disiplin menjalankan protokol kesehatan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Ponpes Sunan Gunung Jati merupakan satu-satunya ponpes di Wonogiri dan salah satu dari 15 ponpes di Jawa Tengah yang mendapat penghargaan tersebut.

1 Rumah di Karangrayung Grobogan Roboh Diterjang Angin

Ekspedisi Mudik 2024

Pimpinan sekaligus pengasuh Ponpes Sunan Gunung Jati Wonogiri, K.H. Sutrisno Yusuf, Jumat (23/10/2020), menyampaikan selama Covid-19 mewabah pihaknya menyiagakan petugas medis di klinik kesehatan di dalam kompleks ponpes.

Ada empat petuga medis yang siaga menangani warga ponpes. Petugas medis tersebut dari Puskesmas Kismantoro. Kerja sama ponpes dengan puskesmas terjalin dengan baik.

“Protokol kesehatan kami terapkan sejak santri datang, aktivitas sehari-hari, proses belajar mengajar, dan sebagainya. Protokol kami tidak hanya 3M, tetapi 5M. Selain memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak, kami menjalankan kebiasaan memakan makanan bergizi dan mendekatkan diri kepada Allah termasuk berdoa,” ujar Sutrisno.

Belasan Rumah di Purworejo Tertimpa Longsor, 1 Orang Luka

Kebiasaan lainnya, ungkap dia, setiap dua pekan sekali pengurus ponpes menyemprotkan cairan disinfektan ke seluruh bagian. Sepekan sekali para santri dan guru berolahraga untuk menjaga kebugaran tubuh.

Dalam proses pembelajaran, pengurus menerapkan dua metode, yakni pembelajaran jarak jauh (PJJ) untuk pelajaran umum dan pembelajaran tatap muka (PTM) untuk pelajaran agama.

Tempat Duduk Diberi Jarak

PTM hanya diterapkan pada jenjang madrasah tsanawiyah (MTs) dan madrasah aliyah (MA). PTM digelar di kelas yang tempat duduknya sudah diberi jarak.

Para santri dan guru juga wajib bermasker. Sementara, santri jenjang raudhatul athfal (RA) dan madrasah ibtidaiyah (MI) harus PJJ.

“Kami memiliki 40-an santri RA, 100-an santri MI, 500-an santri MTs dan MA, 20 santri ma’had aly [setingkat perguruan tinggi]. Ada yang menjalani pembelajaran daring dari rumah,” ulas Sutrisno.

Begini Aksi Lurah dan Nakes Pasar Bunder Sragen Ingatkan Pedagang/Pembeli Pakai Masker

Dia bersyukur ponpes yang diasuhnya mendapat penghargaan dari Pemprov. Penggunaan hadiah uang pembinaan akan disesuaikan dengan kebutuhan.

“Menurut saya disiplin menjalankan protokol kesehatan tak hanya karena dinilai, tapi harus setiap hari. Kami membuat prosedur penerapan protokol sejak awal ada pandemi Covid-19, jadi sudah terbiasa sampai sekarang,” kata Sutrisno.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya