SOLOPOS.COM - Atlet gulat putri dari kontingen Sumatra Selatan (Sumsel), Laras (kanan) merapikan sejumlah barang bawaan, sementara seorang petugas panitia PON XVIII (kiri) sedang membetulkan gagang pintu yang rusak di wisma atlet yang berada di Kampus Universitas Islam Riau (UIR), Pekanbaru, Riau, Sabtu, (8/9/2012). Atlet tersebut mengaku fasilitas wisma atlet Gulat yang ia tempati belum dilengkapi bantal, kain gorden dan peralatan mandi, serta ketersediaan air. (JIBI/SOLOPOS/Antara)

Atlet gulat putri dari kontingen Sumatra Selatan (Sumsel), Laras (kanan) merapikan sejumlah barang bawaan, sementara seorang petugas panitia PON XVIII (kiri) sedang membetulkan gagang pintu yang rusak di wisma atlet yang berada di Kampus Universitas Islam Riau (UIR), Pekanbaru, Riau, Sabtu, (8/9/2012). Atlet tersebut mengaku fasilitas wisma atlet Gulat yang ia tempati belum dilengkapi bantal, kain gorden dan peralatan mandi, serta ketersediaan air. (JIBI/SOLOPOS/Antara)

RIAU-Sial betul nasib atlet balap motor dan mnembak DIY yang akan berlaga di PON. Nasib mereka terkatung-katung karena kurangnya persiapan akomodasi dan fasilitas dari PB PON.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Menurut pelatih balap motor, Irwan Ardiansyah, tim balap motor berangkat dari Bandara Adisucipto pukul 10.00 WIB Jumat (7/9/2012) lalu dan tiba di Pekanbaru pukul 17.00. Namun, sesampainya di bandara Sultan Syarif Kasim tak tampak satu pun penjemput. Tim balap motor yang terdiri dari 12 pun menunggu hingga satu jam .

Ekspedisi Mudik 2024

“Setelah menunggu selama satu jam, tak ada yang datang juga. Untungnya saya bawa mobil. Tapi tidak cukup untuk mengangkut 12 orang. Lalu kami memutuskan untuk menyewa satu mobil dengan biaya pribadi,” papar dia ketika dihubungi awak media, Sabtu (8/9/2012). Tim balap motor DIY memutuskan untuk menuju lokasi penginapan di Kampar hanya dengan panduan dari Liason Officer (LO). Nasib sial balap motor tak berhenti di situ saja. Begitu sampai di Kampar, mereka masih harus berputar-putar untuk mencari tempat penginapan.

“Kami baru menemukan tempatnya itu pukul 01.00 pagi. Dan ternyata disewakan rumah dan hanya ada dua kamar tanpa AC. Kemudian yang punya rumah berinisiatif untuk menambah satu kamar ber-AC. Lalu kami hanya dapat jatah makan untuk delapan orang padahal kami ber-12. Akhirnya kami memutuskan untuk jajan saja,” imbuh dia.

Irwan menyayangkan kondisi ini karena bisa mempengaruhi kondisi fisik atlet sebelum bertanding. Menurutnya, koordinasi sangatlah penting. Untung saja ada waktu rekoveri dua hari untuk tim balap motor yang akan dipertandingkan Senin depan.

Nasib serupa dialami tim menembak DIY yang kempatnya putri semua. Mereka pun sempat terkatung-katung di bandara. Setibanya di tempat penginapan kondisinya sangat tidak layak. “Airnya tidak mengalir dan itu seperti kos-kosan. Tiga lantai 30 kamar dan sangat sepi. Selain itu sangat kotor dan banyak debu sehingga kami harus bersih-bersih,” papar Deby Kiswara Murti, salah satu atlet menembak DIY.

Tim menembak pun memutuskan untuk pindah. KONI DIY pun langsung tanggap dnegan mencarikan penginapan untuk mereka. Ketua Umum KONI DIY, GBPH Prabukusumo tak memungkiri kondisi ini mungkin akan berpengaruh pada mental setiap atlet. “Kami akan tetap memperhatikan kondisi atlet. Semoga dengan segala kendala yang dihadapi, target 20 emas tetap tercapai,” papar Gusti Prabu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya