SOLOPOS.COM - Salah satu kegiatan penataan PKL di Kota Solo yang dilakukan Pemkot Solo. (Dok/JIBI)

Harianjogja.com, JOGJA- Kepala Seksi Regulasi Dinkes Kota Jogja, Sukantoro mengatakan sumbangan emisi PKL di Kota Jogja sudah berkurang.

Sebelumnya, analisis Pusat Studi Transportasi dan Logistik (Pustral) UGM mengatakan, PKL kuliner turut memberikan sumbangan terhadap tingginya emisi buangan di Kota Jogja.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Melihat itu, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Jogja sendiri menilai, emisi yang disumbang oleh PKL kuliner kepada lingkungan berupa hasil pembakaran gas yang digunakan untuk memasak.

Sukantoro menjelaskan PKL kuliner saat penelitian Pustral sekitar 2012, menyumbang emisi tinggi dari hasil pembakaran, karena saat itu masih banyak PKL menggunakan kompor minyak tanah.

Namun saat ini, dengan banyaknya penggunaan kompor gas, emisi yang ditimbulkan berkurang. Akan tetapi, pihaknya tidak mengetahui secara pasti jumlah kadar emisi yang disumbang ke lingkungan, dari pembakaran tersebut.

Hal itu disebabkan, dalam kenyataan di lapangan, terkait PKL kuliner, Dinkes Kota Jogja memberikan pembinaan dan kontrol dalam hal higienitas makanan, bukan dalam hal emisi buangan.

Bentuk pembinaan higienitas makanan, dilakukan atas enam prinsip higienitas makanan olahan. Yakni higienitas dalam penyediaan bahan baku (termasuk cara pemilihan), higienitas dalam penyimpanan bahan baku, pengolahan, penyimpanan makanan jadi, penyajian, dan perilaku penjual.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya