SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Tri Rahayu)

DIKELUHKAN -- Kandang ayam yang dikeluhkan warga karena berada di dekat permukiman dan menyebabkan polusi bau serta lalat. (JIBI/SOLOPOS/Tri Rahayu)

SRAGEN – Ratusan warga di Dukuh Prodadi, Desa Jetis, Sambirejo, Sragen dan Dukuh Prapatan, Desa Seloromo, Kecamatan Jenawi, Karanganyar memrotes kandang ayam milik warga Jetis lantaran bau limbah menganggu warga, Selasa (31/1/2012). Mereka menuntut agar tiga kandang ayam yang berlokasi dekat pemukiman penduduk ditutup.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

Para warga mengaku terganggu dengan bau kotoran ayam yang berdampak pada meningkatnya populasi lalat di pemukiman penduduk. Penyebaran lalat tersebut terjadi sampai radius 200 meter dari lokasi kandang. Pihak Pemerintah Desa Jetis sudah melayangkan surat teguran sebanyak kali kedua. Namun surat teguran tak dihiraukan. Warga kehabisan kesabaran dan mendesak kepada Pemerintah Desa Jetis untuk menutup tiga kandang itu.

Seorang warga Dukuh Prodadi, RT 017, Desa Jetis, Jumadi, 52, saat dijumpai Espos, Selasa siang, mengungkapkan populasi lalat di rumahnya yang terletak 150 meter dari kandang semakin banyak. Menurut dia, semula warga sudah mengingatkan baik-baik agar lalat tidak menyebar ke rumah penduduk. “Teguran itu sudah disampaikan dua kali, tapi tidak dihiraukan. Warga sudah tidak memberi toleransi lagi dan meminta supaya segera ditutup tiga kandang itu,” tegasnya.

Hal senada juga disampaikan perwakilan warga, Dukuh Prapatan, Desa Seloromo, Jenawi, Tardi, 34. Dia mengungkapkan warga di wilayah Prapatan sudah menggalang tanda tangan warga. Dari sebanyak 67 KK di lingkungan RT 002 Dukuh Prapatan, lanjut dia, sudah dapat tanda tangan sebanyak 50 KK. “Kami dan para tokoh masyarakat akan diundang ke Balaidesa Jetis untuk merampungkan permasalahan itu besok pagi,” ujarnya.

Sementara, Sekretaris Desa Jetis, Sunardjo, saat ditemui wartawan, mengaku teguran kali pertama diberikan 2009 dan teguran kedua disampaikan 2010. Teguran tertulis dengan selang waktu satu tahun itu, terang dia, tidak diindahkan dan kini warga menuntut kandang ayam ditutup.

“Penutupan kandang ayam itu bagi warga di perbatasan Sragen-Karanganyar ini sudah menjadi harga mati. Kami akan mengundang para pengurus RT, pihak pengusaha ayam dan tokoh masyarakat untuk mencari solusi terbaik. Selama keberadaan tiga kandang ayam itu juga tidak mendapatkan izin dari pemerintah. Saya selama jadi Sekdes juga belum pernah menandatangani izin,” tuturnya.

Seorang penjaga salah satu kandang ayam, Warno, mengaku sudah berusaha mengurangi populasi lalat dan bau busuk kotoran ayam dengan menyemprot obat lalat pada setiap panen ayam. Penyemprotan obat lalat itu, lanjut dia, sebagai antisipasi munculnya populasi lalat.

JIBI/SOLOPOS/Tri Rahayu

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya