Solopos.com, SRAGEN -- Sejumlah politikus Partai Demokrat Sragen mengunjungi mantan Bupati Sragen Agus Fathur Rahman di rumah Agus, Kuwungsari, Sragen, Rabu (19/5/2021).
Kepada mereka, Agus berpesan agar meneladani para pendiri bangsa yang konsisten membangun negara. Selama niat dan tujuannya baik, para politikus itu bisa bertemu dan saling bersilaturahmi.
Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi
Baca Juga: Puluhan Kendaraan Disetop Di Jalan Solo-Semarang Boyolali, Penumpangnya Dites Antigen
Dalam pertemuan sore itu, mereka berbincang tentang politik di Sragen. Mereka bersenda gurau dan mengenang peristiwa politik masa lalu. "Jadi politikus silakan meneladani orang-orang pendiri bangsa, seperti Soekarno, Hatta, Syahrir, dan seterusnya. Orangnya berganti tetapi nilai itu selalu ada," ujar Agus.
Agus juga berpesan kepada politikus Demokrat Sragen yang menemuinya agar dalam mengambil sikap politik itu didasarkan pada keinginan hati bukan karena beban moral. Bila dalam politik itu menang, ujarnya, hal itu merupakan wujud dukungan rakyat tetapi kalau kalah hal itu bagian dari risiko hidup.
Baca Juga: Sebelum Meninggal Kecelakaan, Calon Pengantin Asal Purwantoro Wonogiri Sudah Diingatkan Ortunya
"Silaturahmi teman-teman Demokrat itu menjadi tradisi politikus zaman dulu. Seperti kata dalam Quran, setelah menyembah Tuhan maka selanjutnya perbanyak silaturahmi. Selama niat dan tujuan baik pasti akan bertemu tetapi kalau berbeda akan berselisih jalan. Saya konsisten dengan sikap itu sejak dulu," ujarnya.
Ketua DPC Partai Demokrat Sragen Budiono Rahmadi mengatakan para pengurus dan fungsionaris datang ke kediaman Agus untuk meminta maaf lahir batin karena masih momentum Syawal. Selain silaturahmi, Budiono mengatakan politikus Demokrat Sragen juga meminta petuah agar Demokrat maju ke depan.
Baca Juga: Hampir 2 Tahun Tabrak Lari Flyover Manahan Solo, LP3HI Kembali Gugat Praperadilan
"Banyak ilmu yang kami dapat. Salah satunya tentang sikap konsisten dalam berpolitik dan meneladani politisi pendiri bangsa seperti Soekarno, Hatta, dan Syahrir," katanya.