SOLOPOS.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) meninjau lokasi calon ibu kota baru di Sepaku, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, Selasa (17/12/2019). (Antara-Akbar Nugroho Gumay)

Solopos.com, SOLO - Sejumlah politikus Partai Demokrat menyerang Presiden Joko Widodo. Masalahnya adalah Jokowi menyebut persoalan keuangan yang dialami oleh PT Asuransi Jiwasraya (Persero) sudah terjadi lebih dari 10 tahun lalu.

Hal itu memunculkan anggapan kondisi Jiwasraya mulai menurun sejak kepemimpinan Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Para kader Demokrat pun lantas membela SBY dan membantah tuduhan Jokowi.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Seperti diketahui, Manajemen PT Asuransi Jiwasraya (Persero) mengaku tidak akan sanggup membayar polis nasabah yang mencapai Rp12,4 triliun. Kesulitan keuangan ini disebabkan kesalahan investasi yang dilakukan oleh manajemen lama Jiwasraya. Presiden Jokowi menyebut ini bukan persoalangan ringan dan sudah terjadi lebih dari 10 tahun.

Mengutip Suara.com, Jumat (20/12/2019), politis Demokrat pun ramai-ramai membela SBY. Mereka mengutarakan suaranya lewat media sosial Twitter. Mulai dari Hinca Pandjaitan, Jansen Sitindaon, Ferdinand Hutahaean, hingga Taufiqurrahman.

"Saya ingin bedah kalimat Presiden terhormat (1) Persoalan sudah lama, (2) Dalam 3 tahun sudah diketahui problemnya, (3) 'Ingin' menyelesaikan masalahnya. Kepada tuan, persoalan bangsa ini memang selalu ada, untuk itu butuh pemimpin yang 'bisa' menyelesaikan bukan hanya 'ingin' & menyalahkan sejarah," tulis Hinca Panjaitan yang merupakan Sekjen Partai Demokrat lewat akun @hincapandjaitan.

Pembelaan untuk SBY juga dilontarkan oleh Ferdinand. Ia merasa Jokowi mencari sosok pelindung dari kegagalan. "Kira-kira apa alasan pak Jokowi bicara tentang 10 tahun lalu terkait Jiwasraya? Tampaknya Pak Jokowi tak punya lagi alasan atau tak punya lagi sosok yang bisa dijadikan sebagai pelindung dari kegagalan selain pak SBY. Mungkin pak Jokowi merasa dengan menyebut nama pak SBY, maka dirinya akan baik-baik saja," tulis @FerdinandHaean2.

"10 tahun lalu itu, adalah era dimana Indonesia menjadi negara yang disegani pemimpinnya, meningkat ekonominya, negara masuk deretan G20, utang IMF dilunasi, dan rakyat disubsidi. Masalah warisan diselesaikan satu persatu tanpa menyalahkan. Beda dengan sekarang, rakyat dibebani dengan pungutan," imbuh Ferdinand.

Kader Partai Demokrat lainnya sekaligus mantan anggota DPRD DKI Jakarta Taufiqurrahman juga melontarkan hal serupa. "SBY selesai 2014, setelah itu anda yang jadi presiden pak Jokowi Yth, nah jadi selama 5 tahun dari 2014 anda menjabat ngapain aja? kok sedikit-sedikit bawa-bawa pemerintahan yang lalu?" kata Taufiqurrahman di akun Twitter pribadinya, @taufiqrus.

Tak mau kalah, politikus Partai Demokrat lainnya, Jansen Sitindaon, juga ikut membela SBY. "Jika ada masalah dan jadi perhatian publik selalu diseret mundur ke belakang. Seakan-akan mau cuci tangan masa SBY semua busuk, masa inilah yang paling benar. Soal Jiwasraya di masa ini kerusakannya juga tambah parah kok. Ayok kita benahi, bukan malah mantan direkrut jadi staf ahli," kicau Jansen di @jansen_jsp.

"Pak SBY terus dituduh macam-macam. Nyatanya ekonomi tumbuh 6%. Yang katanya hebat mentok 5%! Yang diwariskan SBY kepda pemerintahan ini: APBN 1700 T; PDB 10.063 T; CADANGAN DEVISA: 111 Miliar US. Itu maka pemerintahan ini bisa kerja dengan GAYA. Coba bandingkan yang diwariskan kpd SBY tahun 2004!" tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya