SOLOPOS.COM - Massa melakukan aksi solidaritas atau dukungan terhadap Palestina di Kawasan Gladak Jl Slamet Riyadi, Solo, Jumat (21/5/2021). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO -- Kapolresta Solo, Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak, menyebut aksi solidaritas mendukung Palestina yang digelar Himpunan Masyarakat (Hamas) Solo di Bundaran Gladak, Jumat (21/5/2021) siang, melanggar protokol kesehatan.

Karena itulah, polisi membubarkan massa peserta aksi. Tak hanya itu, seorang orator juga menyampaikan orasi dengan materi yang bersifat mengancam.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

“Salah satu orator melenceng dari materi yang disampaikan. Menyerang pribadi dan berisi ancaman. Ini enggak boleh,” kata Kapolresta kepada wartawan, Jumat.

Baca Juga: Aksi Demo Dukung Palestina Di Gladak Solo Diwarnai Aksi Bakar Bendera Israel

Menurutnya, Hamas Solo meminta izin kepada polisi dua hari sebelum aksi solidaritas Palestina di Gladak dengan jumlah 80 orang peserta. Polisi memberikan izin. Tapi jumlah peserta yang datang ternyata mencapai ratusan orang.

Kapolresta mengatakan ada dua kelompok yang memberi tahu untuk melakukan aksi di Gladak Solo hari itu yaitu pukul 13.30 WIB dan pukul 16.00 WIB. Polisi melakukan tilang kepada 150 pemilik kendaraan sepeda motor di sekitar lokasi aksi dan lima jalan masuk Kota Solo.

“Kami menyekat jangan sampai kelompok-kelompok lain yang tidak ada korlapnya atau penanggung jawabnya melakukan provokasi,” paparnya.

Baca Juga: Terdengar Letusan Mirip Tembakan Saat Polisi Bubarkan Demo Palestina Di Solo, Ternyata...

Dibubarkan Polisi

Seperti diberitakan, Himpunan Masyarakat Solo (Hamas) menggelar aksi solidaritas terhadap Palestina di Kawasan Gladak Jl Slamet Riyadi, Solo, Jumat (21/5/2021). Aksi itu dibubarkan polisi.

Berdasarkan pantauan Solopos.com, ratusan orang mulai berkumpul sekitar pukul 13.30 WIB di Bundaran Gladak. Massa mengibarkan bendera Palestina dan sebagian kecil membawa bendera Israel. Kerumunan massa membuat kondisi arus lalu lintas macet.

Orator melakukan orasi dengan pengeras suara untuk meminta umat mendukung langkah pemerintah Indonesia terhadap Palestina. Umat diminta bergerak dengan memberikan dana sukarela untuk bantuan warga negara Palestina di berbagai kesempatan dan tempat.

Baca Juga: Warga Solo Laporkan Kebocoran Data Pribadi Diduga Dari BPJS Kesehatan Ke Polisi

Sementara itu, polisi menyampaikan imbauan dengan pengeras suara yang sama kencang mengenai prokes di dekat kerumunan massa aksi. Peserta aksi banyak yang berkerumun dan sebagian menurunkan masker.

Tingkat kerumunan semakin parah ketika orator meminta massa aksi solidaritas Palestina di Solo itu membakar bendera Israel. Sejumlah perempuan, laki-laki, dan anak-anak menginjak-injak bendera dan meludahi bendera sebelum membakarnya.

Penyekatan

Setelah orasi berlangsung sekitar satu jam, seorang orator menerima kabar ada penyekatan yang dilakukan polisi. Ia beberapa kali menyebut Kapolresta Solo dan mengecam tindakan polisi dalam orasinya.

Baca Juga: Gempa Magnitudo 6,2 Guncang Blitar, Getarannya Terasa Sampai Solo & Jogja

Sejumlah polisi yang berjaga di sekitar kerumunan massa masuk ke dalam kerumunan dan meminta orator turun dari atas mobil. Sempat terjadi ketegangan karena massa semakin merapatkan barisan/berkerumun untuk melindungi orator.

Sekitar pukul 14.30 WIB, orator turun dari atas mobil. Sempat terjadi ketegangan lagi antara Kapolresta Solo Kombes Pol Ade Safri Simanjuntak dengan sejumlah peserta aksi.

Lalu polisi membentuk barisan dari arah Monumen Patung Slamet Riyadi untuk membubarkan paksa kerumunan massa ke arah barat. Polisi membunyikan suara-suara dari kendaraan maupun alat pelindung selama melakukan pembubaran.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya