SOLOPOS.COM - Polisi di Wonogiri mengecek kondisi sapi di kandang ternak milik warga, Senin (30/5/2022). (Istimewa/Polres Wonogiri)

Solopos.com, WONOGIRI – Aparat kepolisian giat mendatangi kandang-kandang sapi milik peternak di desa-desa di Kabupaten Wonogiri. Kedatangan mereka bertujuan untuk mendata dan mengimbau para peternak agar menjaga hewan ternaknya dari penularan penyakit mulut dan kuku atau PMK.

Pada Senin (30/5/2022) misalnya, berdasarkan informasi yang Solopos.com himpun, ada tiga Polsek di Kabupaten Wonogiri yang melakukan kegiatan tersebut. Di antaranya Polsek Karangtengah, Giriwoyo, dan Tirtomoyo. Mereka mengecek langsung kondisi sapi ternak yang dirawat di kandang.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Salah satu contohnya Polsek Tirtomoyo. Bhabinkamtibmas Kelurahan Tirtomoyo, Briptu Arif Setyo N., mendatangi kandang sapi milik warga setempat, Sarijo, yang memiliki delapan ekor sapi. Setelah dicek, sapi berjenis metal dan jawa milik Sarijo tak didapati tanda-tanda yang mengarah ke PMK. Tak ditemukannya tanda-tanda tersebut juga terjadi saat polisi mengecek kandang sapi milik warga di dua kecamatan lainnya.

Kasubsi Penmas Humas Polres Wonogiri, Aiptu Iwan Sumarsono, dalam keterangan resminya, Senin (30/5/2022), menyebut total sapi yang dicek polisi di tiga kecamatan tersebut yaitu 14 ekor. Rinciannya, empat ekor sapi milik peternak di Kecamatan Karangtengah, dua ekor milik peternak di Kecamatan Giriwoyo, dan delapan ekor lainnya di Kecamatan Tirtomoyo. Dari hasil pengecekan, tak satu pun di antara sapi-sapi itu yang bergejala PMK.

Ekspedisi Mudik 2024

“Dari fisik sapi, tidak ada atau terdapat tanda-tanda PMK. Dalam kegiatan tersebut, petugas juga memberi imbauan ke peternak untuk menjaga kesehatan hewan ternak dan kebersihan kandang. Peternak juga dapat segera berkoordinasi dan melaporkan ke instansi terkait bila ada tanda atau gejala PMK. Selain itu, para peternak juga diimbau untuk tidak memperjualbelikan hewan ternak yang bergejala PMK,” ungkap Iwan.

Baca juga: 1 Pekan PascaPenutupan Pasar Hewan di Wonogiri, Masih Ditemukan PMK?

Selain tiga Polsek tersebut, polsek-polsek lainnya juga menggelar kegiatan serupa. Sebab hal itu tak terlepas dari arahan Kapolres Wonogiri, AKBP Dydit Dwi Susanto, kepada seluruh anggota yang tersebar di 25 kecamatan. Dalam keterangan terpisah, Dydit menyatakan keterlibatan polisi sebagai langkah sinergi antara pihaknya dan Pemkab Wonogiri untuk mengantisipasi penyebaran PMK.

“Polri mendukung kebijakan Pemkab Wonogiri dalam penutupan sementara pasar-pasar hewan di wilayah Wonogiri. Polri bersinergi dengan stake holder dalam mitigasi PMK terhadap hewan ternak di Wonogiri, dengan melibatkan para Kapolsek jajaran dan Bhabinkamtibmas,” ucap Dydit yang disampaikan ke grup wartawan, Senin malam.

Sebelumnya diberitakan Solopos.com, kehadiran polisi ditakuti salah seorang pedagang sapi asal Purwantoro, Teguh Topo. Ketakutan itu disampaikannya saat bertanya ke Bupati Wonogiri, Joko Sutopo, pada forum diskusi dengan para pebisnis sapi di Kantor Dinas Kelautan Perikanan dan Peternakan (Dislapernak) Wonogiri, Rabu (25/5/2022) lalu.

Baca juga: Jadi MPP, Bekas Gedung Bioskop di Wonogiri Ini Tinggal Kenangan

Ia berharap, tim Dislapernak Wonogiri tak perlu membawa polisi saat mengecek kesehatan hewan ternak. Sebab hal itu akan menimbulkan ketakutan pada para pedagang. Kehadiran aparat saat pengecekan atau pemeriksaan kesehatan hewan ternak dinilai akan menimbulkan efek domino pada pelaku usaha sapi.

“Mereka tidak tenang meski tidak salah. Dengan demikian bisa berpotensi menghambat proses pelacakan pemeriksaan kesehatan sapi,” kata Teguh.

Kemudian, Bupati yang akrab disapa Jekek menjawab kehadiran aparat dalam pemeriksaan tak perlu ditakuti para pelaku usaha sapi. Jekek menambahkan, kehadiran polisi tak perlu didramatisasi. Sebaliknya, ia yakin tidak ada trauma yang dialami peternak maupun para pedagang sapi.

Baca juga: Wonogiri akan Miliki Mal Pelayanan Publik, Ada Apa Saja?

“Jadi mboten usah wonten dramatisir. Ora usah hiperbola. Hari ini kita dihadapkan dengan penyakit PMK yang harus ditangani secara integrasi. Para pelaku usaha mengambil porsinya, para peternak menjadi objek kita, dinas menjadi fasilitator. Tiga tim itu harus bergerak ke lapangan agar Wonogiri tidak menjadi endemi PMK,” jelas Jekek, Rabu.

Pemkab Wonogiri mengambil langkah mendatangi penampungan hewan maupun ke peternak tradisional guna mencegah terjadinya endemi. Kunjungan Pemkab Wonogiri tetap didampingi TNI dan Polri sebagai alat negara.

“Hari ini yang kami lakukan adalah pencegahan. Bareng-bareng menjadi tim untuk menangani PMK agar tidak menjadi endemi di Kabupaten Wonogiri,” imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya