SOLOPOS.COM - Elemen mahasiswa dan masyarakat yang tergabung dalam Gerakan Masyarakat Solo (Gemas) melakukan aksi berjalan kaki menuju bundaran Gladak saat melintas di Jl. Jenderal Sudirman, Solo, Jawa Tengah, Kamis (2/10/2014). Akibat aksi tersebut, arus lalu lintas kendaraan bermotor menjadi terhambat. (Ardiansyah Indra Kumala/JIBI/Solopos)

Solopos.com, SOLO — Puluhan relawan Joko Widodo (Jokowi) Kota Solo menggelar aksi menolak UU Pilkada di Posko Jokowi Kelurahan Manahan, Sabtu (4/10/2014). Aksi tersebut berbentuk tanda tangan penolakan oleh relawan Jokowi.

Koordinator Sukarelawan Jokowi, Mochamad Sahid, mengatakan aksi tersebut berupa penandatanganan penolakan RUU Pilkada dalam sebuah spanduk berwarna putih. Selain itu, lanjut Sahid, sukarelawan juga mengumpulkan kartu tanda penduduk (KTP) masing-masing sebagai bukti penolakan.

Promosi Efek Ramadan dan Lebaran, Transaksi Brizzi Meningkat 15%

“Ada perwakilan kami yang melakukan long march estafet untuk menyerahkan bukti-bukti penolakan sukarelawan terhadap RUU Pilkada,” kata dia saat ditemui Solopos.com di lokasi, Sabtu (4/10/2014).

Sahid menambahkan yang melakukan long march estafet dari Kota Solo adalah Lasaro. Menurutnya Lasaro akan berjalan menuju Boyolali untuk memberikan sejumlah bukti penolakan RUU Pilkada dari sukarelawan yang ada di Kota Solo. Selanjutnya Sukarelawan Boyolali akan melakukan long march menuju kota lainnya hingga estafet nanti sampai di Jakarta. “Di Jakarta nanti juga akan disambut sukarelawan yang ada di sana,” terang Sahid.

Sahid menuturkan pemberlakuan pilkada tidak langsung berarti mengurangi hak-hak rakyat. Menurutnya terdapat peluang pembodohan rakyat apabila pilkada langsung dilaksanakan. Selain itu, lanjut dia, pilkada langsung juga menandai kembalinya Indonesia ke zaman orde baru.

“Kalau pilkada langsung kan bisa mencerdaskan rakyat. Ya diakui setiap kebijakan pasti ada kekurangan dan kelebihannya, namun pilkada tidak langsung ini semacam merampas hak-hak rakyat yang ingin memilih pemimpinnya,” beber dia.

Dalam aksi tersebut sektar 60 sukarelawan hadir. Selain sukarelawan dari Kota Solo terdapat sekitar 20 sukarelawan yang berasal dari Jawa Timur. Rombongan yang membawa dua mobil tersebut berasal dari Kabupaten Madiun, Magetan, Ngawi, dan Ponorogo. Koordinator sukarelawan Jokowi asal Madiun, Yongki Suyitno, mengatakan kedatangannya ke Kota Solo untuk melakukan koordinasi dengan sukarelawan Jokowi di Kota Solo.

“Ya kami turut membantu aksi ini, demi misi menegakkan keadilan dan kebenaran. Kebetulan kami masih satu komando dengan Solo, sehingga ketika menggelar sebuah acara kami sempatkan untuk ikut,” kata dia.

Yongki mengharapkan walaupun sering terjadi aksi penolakan RUU pilkada, ia tetap mengharapkan adanya kerukunan antargolongan. Menurutnya aksi-aksi ini tidak bertujuan untuk memecah belah golongan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya