SOLOPOS.COM - Bus Transjakarta (JIBI/Bisnis/Dwi Prasetya)

Solopos.com, JAKARTA — Wakil Gubernur DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau biasa disapa Ahok siap menerima sumbangan puluhan armada bus berbahan bakar solar karena masih terbatasnya ketersediaan pasokan bahan bakar gas (BBG) di Ibu Kota.

DKI Jakarta sendiri masih membutuhkan sekitar 3.000 hingga 4.000 bus guna mengurai kemacetan. “Kita butuh sebanyak 45 SPBG. Itu terjadi paling cepat 2017, kalau sudah datang 3.000 hingga 4.000 bus, terus Anda mau isi pakai air kencing? Pilih mana? Demi ada gas, tapi tidak ada bus,” katanya seperti dikutip dari situs resmi Pemprov. DKI Jakarta.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Terkait Peraturan Daerah No. 2/2005 tentang Pengendalian Pencemaran Udara pasal 20 ayat 1 yang mengatur kendaraan operasional pemda dan angkutan umum harus menggunakan bahan bakar gas sebagai upaya pengendalian emisi gas buang kendaraan bermotor, Ahok membantah dirinya menolak penerapan perda tersebut.

Ekspedisi Mudik 2024

“Bukan tidak setuju, saya sangat setuju pakai gas. Kondisi sekarang Anda butuh bus, tapi ngotot pakai gas. Ada pepatah kuno, kalau tidak ada kerbau buat membajak, kuda pun jadi,” tegasnya.

Ahok juga balik mempertanyakan unit di Pemprov DKI yang masih masih mengadakan bus dan kendaraan operasional berbahan bakar solar setelah dikeluarkannya perda tersebut. “Perda mengatakan, seluruh kendaraan umum dan operasional harus menggunakan gas. Itu perda 2005. Itu Damri, Mayasari Bhakti, PPD, pakai solar atau gas? Itu padahal pengadaan bus tahun 2009,” ucapnya.

Ia menambahkan kendaraan dinas yang dipakai oleh wakil rakyat (DPRD DKI Jakarta) termasuk kendaraan dinas Wagub DKI juga masih berbahan bakar solar. Sehingga jika ingin konsisten menerapkan perda, menurutnya harus menggunakan kendaraan yang berbahan bakarnya gas juga.

“Jadi beli saja bus Transjakarta yang pakai gas. Lagi pula gas dengan solar Euro III sama emisinya, beda dengan Perda 2005 yang belum ada Euro III dan V. Mobil Land Cruiser saya saja sudah Euro V. Orang sumbang bus tidak boleh jalan. Padahal bus pariwisata pakai solar. Alasannya tidak jelas,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya