SOLOPOS.COM - Haryadi Suyuti (JIBI/Harian Jogja/dok)

Haryadi Suyuti (JIBI/Harian Jogja/dok)

JOGJA—Karut marut di tubuh PSIM mendapatkan tanggapan dari DPRD Kota Jogja. Ketua Komisi D DPRD Kota Jogja Sujanarko menilai posisi Haryadi Suyuti sebagai Ketua Umum PSIM saat ini terjepit.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pasalnya, Haryadi harus memegang teguh janjinya untuk menyelesaikan karut marutnya kondisi PSIM saat ini.

Selain itu, meski tak ada kewenangan secara institusional terhadap persoalan PSIM lantaran tal lagi menggunakan dana APBD, secara komisioner, ia menilai Haryadi harus berhadapan dengan publik Jogja.

“Jika beliau [Haryadi] melepas begitu saja PSIM dan memberikan tongkat estafet ke ketua umum yang baru, reputasinya akan hancur,” ujar Sujanarko, Senin (13/8).

Persoalan yang mendasar, baginya adalah ketidakjelasan mekanisme penunjukan Haryadi sebagai Ketua Umum PSIM.

Pasalnya, jika merunut pada aturan regulasi Permendagri Nomor 1/2011, Haryadi sebagai pejabat publik, dalam hal ini tidak boleh menjabat sebagai ketua umum.

Oleh sebab itu kini ia menilai, jika Haryadi masih tetap bertahan dan tanggung jawab menyelesaikan persoalan PSIM hanya merupakan sekadar pembuktian atas komitmennya.

Menurutnya, sejauh ini Haryadi masih menganggap PSIM adalah aset penting Kota Jogja. “Beliau memang pernah mengatakan kepada saya, kalau beliau memang akan fokus untuk memperbaiki PSIM dulu. Dan sekarang, beliau akan membuktikannya,” ujarnya.

Akan tetapi, yang menurutnya perlu diperjelas kepada publik, adalah mengenai garis koordinasi antara manajemen dan jabatan ketua umum. Hal itu lantaran jika kenyataannya garis koordinasi itu terputus, maka sudah selaiknya Haryadi menyerahkan sepenuhnya penyelesaian PSIM kepada manajemen.

Akan tetapi, jika garis koordinasi itu tersambung,  logikanya, Haryadi memiliki kewenangan untuk mengharapkan kedatangan manajemen untuk rapat.

Jika sebaliknya, meski telah ada iktikad baik dari Haryadi seperti itu namun tidak diikuti tindakan positif dari manajemen, khususnya yang terkait, disarankannya agar Haryadi tak usah ikut campur.”Secara pribadi, saya mengusulkan, sudah, tak usah ikut campur saja. Biar manajemen sendiri yang menyelesaikannya,” ucapnya.

Memang, pada kenyataannya, selama ini Haryadi sendiri memang mengeluhkan sulitnya mengumpulkan manajemen. “Sudahlah, biar manajemen konsolidasi dulu saja,” ujar Haryadi saat dikonfirmasi Harian Jogja sebelumnya.

Pihaknya kini memang tengah dipusingkan dengan kinerja beberapa manajemen yang dinilainya tak kooperatif.

Dibuktikannya dengan tidak tertibnya kehadiran beberapa orang manajemen hingga munculnya polemik kasus suap yang memang menjadi masalah baru di tubuh Laskar Mataram. “Maksud saya, mbok fokus saja. Masalah gaji ya masalah gaji. Jangan memperkeruh suasana dengan ngomong yang enggak-enggak di media massa,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya