SOLOPOS.COM - Lokasi proyek pengurukan tanah di Desa Pondok, Kecamatan Grogol, Sukoharjo yang bikin warga setempat waswas. Foto diambil Kamis (4/8/2022). (Solopos.com/Magdalena Naviriana Putri).

Solopos.com, SUKOHARJO – Manajemen perusahaan asal Bandung yakni PT Bhakti Agung Santosa, yang berinvestasi di Sukoharjo angkat bicara terkait ramai penolakan warga soal pengurukan tanah di Desa Pondok, Grogol, Sukoharjo.

Pihak manajemen selaku penguruk tanah tersebut mengklaim telah mendapatkan izin melakukan aktivitas proyek.

Promosi Pegadaian Resmikan Masjid Al Hikmah Pekanbaru Wujud Kepedulian Tempat Ibadah

“Kenapa kami sudah uruk itu karena dari RT 002/RW 007 sudah mengizinkan kami, sekitar 40 orang hadir,” jelas Manajemen PT Bhakti Agung Santosa, Nanang Hidayat usai pertemuannya dengan warga dan perangkat desa setempat, Kamis (4/8/2022).

“Saya juga hadir dan mereka setuju. Soal batas RT dan RW berapa kami juga kurang tahu. Tetapi kami tetap komunikasi terus,” tambah Nanang.

Pertemuan di bibir jalan dekat dengan lokasi pengurukan itu, menurutnya belum membuahkan hasil. Dia mengatakan pihak perusahaan memang belum bisa memenuhi tuntutan warga terkait pemaparan set plan.

Baca juga: Ada Pengurukan Tanah Misterius di Grogol Sukoharjo, Warga 3 RT Waswas

“Kalau aspirasi warga sekarang ini kami tanggapi dulu, kita bicarakan semuanya. Karena begini, investasi kami terlalu besar di Sukoharjo makanya untuk saat ini baru ada tahap pengurukan dan pemagaran,” jelasnya.

“Setelah pengurukan dan pemagaran mungkin nanti investasi dapat dari pihak ke tiga. Nanti akan kami sosialisasikan juga,” imbuh dia.

Nanang menambahkan saat ini pihak perusahaan belum membuat perencanaan akan dibuat seperti apa. Karena menurutnya hal itu berkaitan dengan modal. Selain itu pihaknya harus menunggu hasil rapat komite apakah pembiayaan mendapatkan anggaran besar ataupun kecil.

Karena menurutnya akan berpengaruh dengan pembangunan di kawasan setempat. Nanang mengaku kaget dengan penolakan warga, mengingat investasi membutuhkan dukungan banyak pihak.

“Karena dengan adanya seperti ini kami juga kaget. Ini juga terbilang terganggu. Padahal sebetulnya  ketika nanti akan ada [perusahaan dibangun] di sini, karyawan dan pekerja-pekerja juga [bisa diserap] dari sini [warga],” jelas dia.

Baca juga: PERPUSTAKAAN SOLO : Proyek Selesai Tinggal Sebulan, Pembangunan Perpusda Baru Capai 60%

Nanang menilai dengan adanya pembangunan itu harga jual tanah di sekitar lokasi otomatis juga akan naik. Ditanya terkait langkah ke depan dia mengatakan masih akan menunggu proses berikutnya.

“Untuk sementara kami masih bingung, sehingga ini harus menunggu dulu. Kalau secara tidak langsung dihentikan ya agak sedikit kecewa karena menghambat investasi. Semoga dengan mediasi nanti tidak [akan ada lagi] masalah nanti,” harapnya.

Terpisah, Camat Grogol, Herdis Kurnia Wijaya, membeberkan keluhan warga terkait penolakan itu.

“Kebetulan di wilayah ini ada investasi masuk, sampai saat ini masih simpang siur mau dibangun pabrik apa. Yang jelas aktivitas pengurukan lahan ini, warga mengeluhkan ada ketidaknyamanan, seperti ada debu, posisi pengurukan yang terlelu dekat atau lahan yang belum terbebaskan,” kata Herdis.

“Seperti rumah yang kita lihat ini. Padahal pengurukan sudah mepet. Seperti apa kondisinya nanti,” kata dia sambil menunjukkan rumah yang masih berdiri di dalam lokasi itu.

Baca juga: PROYEK TOL SOKER : Pemerintah Mulai Siapkan Opsi Cara Paksa

Herdis berharap segera ada komunikasi antara warga dengan pihak perusahaan. Ke depan pihaknya akan terus berupaya melakukan mediasi. Dia juga mengatakan warga bukan sedang menolak investasi.

Mereka menginginkan investasi masuk, tetapi menuntut adanya kejelasan untuk apa. Kata dia, warga  berpikir semua pasti ada dampaknya, sehingga harus jelas di awal.

“Kami tegaskan dengan investor harus ada penghentian aktivitas dulu sebelum ada kesepakatan lebih lanjut. Kami meminta ke warga juga tidak menutup jalan atau memasang spanduk dan lainnya. Artinya lingkungan ini masih pro investasi,” ujarnya.

Dalam pertemuan itu berdasarkan pantauan Solopos.com di lokasi terlihat warga bersitegang dengan pihak perusahaan. Mengingat seharusnya tidak ada aktivitas proyek hingga perizinan resmi telah turun.

Sebelumnya telah disampaikan dengan tidak adanya kesepakatan antara warga dan perusahaan maka tidak boleh ada aktivitas apapun dilokasi proyek termasuk pengurukan tanah.

Baca juga: PROYEK INFRASTRUKTUR : DPRD Kudus Minta Kontraktor Bereskan Proyek Sebelum Hujan



Namun pada Kamis (4/8/2022) terlihat masih ada aktivitas proyek di lokasi setempat sehingga warga meradang.

Sementara, warga yang mengaku resah akan aktivitas proyek atau pengurukan tanah tersebut yakni Dukuh Deresan RT 002/RW 007, Dukuh Pondok RT 002/RW 005, dan Dukuh Pondok RT 001/RW 005, Desa Pondok, Grogol, Sukoharjo.

Warga mengklaim sebenarnya bakal menyetujui pembangunan asalkan izinnya jelas. Apalagi kawasan tersebut memang masuk dalam kawasan industri, atau warga menyebutnya dengan zona merah industri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya