SOLOPOS.COM - Kebun Binatang Surabaya (panduanwisata.com)

Solopos.com, SURABAYA — Kesadaran arek-arek Surabaya atas sejarah panjang kotanya mendasari sikap mereka terhadap pentingnya eksistensi Kebun Binatang Surabaya (KBS). Mayoritas warga Kota Surabaya menolak pemindahan kebun binatang yang telah berusia lebih dari 100 tahun dari Jl. Setail, Wonokromo, Surabaya.

Demikian hasil jajak pendapat yang dilakukan Sociology Centre (Soc) dari Departemen Sosiologi FISIP Universitas Airlangga (Unair). Kepala Soc Fisip Unair Novri Susan di Surabaya, Rabu (29/1/2014), menjelaskan jajak pendapat tersebut melibatkan 250 orang dengan rentang usia 12-80 tahun yang dilakukan pada 22-25 Januari 2014.

Promosi Cuan saat Ramadan, BRI Bagikan Dividen Tunai Rp35,43 Triliun

Jajak pendapat itu dilakukan untuk mengetahui persepsi warga kota terhadap “keberadaan dan konflik pengelolaan KBS”. Didampingi koordinator penelitian Tuti Budirahayu, ia memaparkan jajak pendapat itu dilakukan dengan cara menyebarkan angket/kuesioner kepada warga kota di lima wilayah, yakni Surabaya Timur, Utara, Barat, Selatan, dan Pusat, serta sejumlah pengunjung KBS.

Peserta jajak pendapat tersebut dimintai pandangan tentang dua isu penting, yakni persepsi terhadap KBS dan konflik pengelolaan KBS. Hasilnya, 96,4% responden menilai KBS itu penting dan hanya 3,6% yang menilai tidak penting pada KBS yang sudah berusia hampir satu abad sejak berdiri dengan nama Soerabaiasche Planten-en Dierentuin pada 1916.

Keberadaan KBS sebagai simbol budaya yang membuat warga kota menolak KBS dihilangkan atau dipindahkan, apalagi dialihfungsikan untuk lokasi mal, plaza, ruko, kawasan industri, dan pusat bisnis lainnya sebagaimana rumor yang beredar. “Kalau KBS dihilangkan ada 96,4% warga Kota Surabaya yang menolak, kalau KBS dipindahkan ada 81,8% warga yang menolak, dan kalau KBS dialihfungsikan ada 93,2% warga yang menolak. Artinya, KBS sudah menjadi simbol budaya warga Surabaya.”

Sementara itu, 78,4% warga kota menilai kematian satwa di KBS merupakan kejadian luar biasa, bahkan 73,6% percaya bahwa kematian satwa itu merupakan kesengajaan oknum KBS. Selain itu, 86,4% warga Surabaya menilai konflik pengelolaan KBS yang terjadi disebabkan adanya agenda atau kepentingan pribadi dari pihak-pihak tertentu yang mementingkan keuntungan sendiri, karena itu 98% warga Surabaya menilai perlu ada evaluasi publik untuk penyelamatan KBS.

“Atas hasil jajak pendapat itu, kami merekomendasikan 4 kebijakan, yakni perlu mempertimbangkan KBS sebagai simbol budaya, dan perlu adanya informasi yang jelas terkait isu pengalihfungsian dan pemindahan KBS,” katanya. Selain itu, sambungnya,perlu ada investigasi secara transparan dan akuntabel tanpa buru-buru melontarkan opini bahwa tidak ada pelanggaran hukum, dan perlu evaluasi publik terkait kinerja kelembagaan KBS.

 

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya