SOLOPOS.COM - Anggota polwan Polda Jateng saat membantu korban bencana erupsi Gunung Semeru di tenda pengungsian, Selasa (14/12/2021). (Solopos.com-Bidhumas Polda Jateng)

Solopos.com, SEMARANG — Sebanyak 36 wanita polisi atau polwan dari Polda Jawa Tengah (Jateng) diberangkatkan ke lokasi bencana erupsi Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur (Jatim), Senin (13/12/2021). Ke-36 polwan itu akan bertugas membantu pemulihan trauma korban pasca-bencana erupsi Gunung Semeru.

Menurut pakar psikologi dari Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang, langkah Polda Jateng itu sangat tepat. Indra menilai pemulihan stres bagi korban bencana harus cepat dilakukan agar kondisi psikologis korban tidak semakin parah. Saat ini, para korban berada pada tingkat acute stress traumatic disorder, atau gangguan stres akut akibat trauma.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Pemulihan trauma secara cepat bisa menghindarkan mereka dari gangguan stres pasca-trauma. Pertolongan pertama psikologis ini dilakukan untuk menstabilkan kondisi psikologis warga terdampak bencana, khususnya wanita dan anak-anak,” ujar Indra, dalam keterangan tertulis yang diterima Solopos.com, Selasa (14/12/2021).

Baca juga: Paguyuban Kades Sukoharjo Kirim Bantuan ke Korban Erupsi Semeru

Indra yang juga aktivis pemulihan korban bencana ini juga menyampaikan keberadaan polisi di lokasi dalam rangka evakuasi, distribusi bantuan dan trauma healing sangat membantu pemulihan psikologis korban bencana. “Para korban merasa terbantu dengan keberadaan Polri yang berada di lingkungannya. Secara psikologis amat terbantu,” tambahnya.

Keberadaan para polwan sebagai konselor pemulihan trauma amat tepat, terutama karakter wanita yang cenderung komunikatif dan mudah mudah berempati pada korban terutama anak-anak. Keberadaan polwan yang simpatik dan terbuka juga amat membantu pemulihan kepercayaan diri dan mencairkan suasana, pada pria maupun wanita.

“Anak-anak juga harus segera beraktivitas, entah itu bermain atau diberikan pelajaran. Itu amat membantu pemulihan psikologisnya,” jelas Indra yang juga menjadi staf pengajar psikologis forensi di Akademi Kepolisian (Akpol) itu.

Indra menambahkan, korban bencana biasanya rentan akan suara gemuruh atau sirene. Keberadaan polwan di lokasi bencana, harus mencerminkan sosok humanis menanggapi kondisi psikologis korban yang rentan.

Baca juga: 2 Jam, Pesilat Kedawung Sragen Raup Rp8 Juta untuk Korban Erupsi Semeru

“Kami berharap tim berada di sana untuk waktu minimal sebulan, karena itu masa paling singkat untuk pemulihan trauma. Hindari suara gaduh seperti suara sirene dan sebagainya. Kami harap nantinya ada warga lokal yang dikader untuk menjadi pelaksana trauma healing disana,” saran Indra.

Sekadar informasi, Polda Jateng telah memberangkatkan 85 personel, termasuk 36 wanita polisi atau polwan untuk membantu pemulihan korban pasca-bencana erupsi semeru. Tim yang diberangkatkan ke Lumajang, Jatim itu diketuai Kabiddokkes Polda Jateng, Kombes Pol. Sumy Hastry Purwanti.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya