SOLOPOS.COM - Pedagang di Pasar Boyolali, Susiyanti, mengecek daging sapi yang dijualnya, Kamis (2/6/2022). (Solopos/Ni’matul Faizah

Solopos.com, BOYOLALI – Sejumlah penjual daging sapi di  Boyolali mengeluhkan pembelian akhir-akhir ini sepi, diduga sebagai dampak merebaknya penyakit mulut dan kuku atau PMK pada hewan ternak.

Salah satu pedagang di Pasar Boyolali, Endang Dwi Astuti, 64, mengungkapkan pembeli sepi, dalam sehari rata-rata dirinya hanya menjual sekitar 30 kilogram daging sapi. “Biasanya rata-rata jual 50 kilogram dalam sehari. Tapi ini paling pelanggan saja yang beli, yang pribadi blas [sama sekali] tidak ada yang beli,” kata dia saat ditemui Solopos.com di lapaknya, Kamis (2/6/2022)

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Endang mengungkapkan harus mengurangi stok daging yang dibawa karena sepinya pembeli. Biasanya, ia membawa hampir 100 kilogram daging sapi ke pasar. Lebih lanjut, Endang mengatakan harga daging sapi di lapaknya berkisar Rp120.000 hingga Rp130.000 per kilogram

Ia menilai sepinya pembeli saat ini lebih dari sepi ketimbang saat Covid-19 merebak di Boyolali. “Saya harap Boyolali segera bersih dari penyakit PMK ini, biar daging sapi laku seperti dulu,” harap Endang.

Sementara itu, pedagang daging sapi lainnya di Pasar Boyolali, Susiyanti, 48, juga mengeluhkan hal yang sama. Ia mengungkapkan penjualan daging sapi di lapaknya menurun.

Baca juga: Suspek Bertambah, Ini Zona Persebaran PMK pada Sapi di Boyolali

“Ini laku paling 25 kilogram daging sapi, itupun sudah yang langganan buat bakso,” jelas dia. Ia mengatakan biasanya daging sapi di lapaknya laku rata-rata 50 kilogram per hari.

Susiyanti menduga penyebab sepi lapaknya karena masyarakat masih awam tentang daging sapi PMK yang sebenarnya aman dikonsumsi. “Jadi daging sapi misal terkena PMK juga aman dikonsumsi asal masaknya benar. Dimasak dulu sekitar 30 menit kemudian kalau sudah selesai airnya dibuang, diberi bumbu dan dimasak,” jelas dia.

Susi mengatakan harga di lapaknya normal berkisar Rp125.000 – Rp130.000 per kilogram. Ia berharap masyarakat mendapatkan edukasi terkait daging PMK aman dikonsumsi sehingga lapaknya tidak sepi.

“Jadi biar mereka tahu cara mengolahnya yang benar sehingga tidak takut. Saya harap juga PMK segera pergi dari Boyolali,” harap Susi.

Baca juga: Produktivitas Susu di Boyolali Naik Dua Juta Liter, PMK Diwaspadai

Sebagai informasi, Kementerian Pertanian menyatakan ada lima bagian hewan positif tertular penyakit mulut dan kuku atau PMK yang tidak boleh dikonsumsi. Sebab, bagian tersebut biasanya terpapar langsung oleh virus PMK. Bagian yang dimaksud adalah jeroan, mulut, bibir, lidah, dan kaki.

Selain dari bagian tersebut, Kementerian Pertanian menjelaskan daging masih aman dikonsumsi. Namun pengolahan daging harus dilakukan secara tepat demi mengurangi kekhawatiran akan tersebarnya virus PMK.

Berikut ini adalah cara penanganan daging yang tepat seperti dikutip dari laman dkpp.jabarprov.go.id:

1. Jangan cuci daging terlebih dahulu. Jika kita mencuci daging, maka virus yang menempel di daging bisa ikut mengalir ke lingkungan.

2. Rebus langsung daging sebelum dimasak. Rebus daging dan jeroan selama 30 menit di air mendidih sebelum diolah atau sebelum disimpan di kulkas.

3. Bekukan. Jika daging tak langsung dimasak maka simpan daging bersama kemasan di chiller selama 24 jam kemudian simpan di freezer.

4. Jangan langsung buang kemasan daging. Sebelum dibuang rendam terlebih daulu dengan detergen atau cuka dapur untuk mencegah penularan virus.

Baca juga: Lagi Viral, Ini Fasilitas di Objek Wisata Kali Pepe Land Boyolali 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya