SOLOPOS.COM - Plt. Lurah Sumber, Supyanto Plt. Lurah Sumber, Supyanto (tiga dari kiri) mengumumkan karantina wilayah berakhir di RW 007 Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Solo, Senin (31/5/2021) sore. Petugas membuka akses jalan yang ditutup selama karantina wilayah. (Wahyu Prakoso/Solopos)

Solopos.com, SOLO--Warga yang berkumpul menyambut dengan tepuk tangan saat Plt. Lurah Sumber, Supyanto mengumumkan karantina wilayah berakhir di RW 007 Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Solo, Senin (31/5/2021) sore.

Pemerintah kelurahan Sumber membuka water barier yang menutup jalan kampung setempat sejak Rabu (12/5/2021). Para petugas membongkar tenda yang digunakan sebagai posko Satgas Jogo Tonggo setempat dan memasang MMT berisi ajakan mematuhi prokes.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Supyanto menjelaskan jumlah warga yang terkonfirmasi positif di RW 007 Kelurahan Sumber sebanyak 52 orang. Untuk mencegah penyebaran virus selama dua pekan lebih, Satgas Penanganan Covid-19 menutup jalan atau karantina wilayah yang berdampak pada pembatasan akses bagi 107 keluarga.

Baca Juga: Ingin Selamatkan Bebek, Pemuda Pucangsawit Justru Hanyut di Bengawan Solo

Pemerintah Kelurahan Sumber juga mencatat telah menerbitkan sekitar 30 surat izin tidak masuk kerja bagi warga yang isolasi mandiri supaya virus tidak menyebar. Mayoritas warga yang membutuhkan surat izin merupakan buruh.

“Warga sudah mulai bekerja, besok tanggal dua sudah bisa bekerja [semua],” kata dia kepada wartawan.

Namun, di antara puluhan warga yang menjalani isolasi dan izin tidak bekerja, ada warga yang tetap bekerja. Dia merupakan Ketua RT 006, Santosa Tri Prabawa, 51, yang mengajar dengan sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ).

Baca Juga: Kurir Kerap Diamuk Konsumen, Haruskah Sistem COD Dilanjutkan?

Bantuan Sembako

Bapak dua anak tersebut divonis positif Covid-19 dengan kondisi orang tanpa gejala (OTG). Dia harus ikut melakukan isolasi di Asrama Haji Donohudan bersama para tetangga selama lima hari sebelum hasil evaluasi uji usap tenggorokannya negatif atau dinyatakan sembuh.

“Saat itu kondisi saya normal karena sudah diobati beberapa kali. Saya ngajar dari Donohudan setelah tiga hari isolasi,” kata dia yang merupakan pengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Wijaya Mulya Solo tersebut.

Dia menjelaskan alasan tetap bekerja karena sistem PJJ bisa dilakukan dari mana saja dan kondisinya tanpa gejala. Warga mendapatkan bantuan sembako selama menjalani isolasi, antara lain dari pemerintah, Universitas Muhammadiyah Surakarta, warga perumahan terdekat, dan gereja.

Baca Juga: Triawan Munaf Beberkan Kiprah Abdee Slank Sebelum Jadi Komisaris Telkom

Pengalaman pertama terpapar Covid-19 tersebut menjadi pengingat bagi Santoso untuk mematuhi prokes, salah satunya disiplin memakai masker. Memakai masker kini menjadi kebutuhan semua orang.

“Begini, terus terang di kampus ada Satgas Covid-19. Masuk area kampus, udah enggak bisa apa-apa, begitu masker lupa langsung di anu [ditegur petugas]. Harus saklek. Bagitu keluar [area kampus] kadang lupa [tidak pakai masker sehingga terpapar Covid-19],” kata dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya