SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

Solopos.com, SOLO--Ekosistem wirausaha sangatlah penting untuk mengembangkan suatu bisnis. Sesuai definisinya, ekosistem  berarti sistem ekologi dapat terbentuk dengan baik berkat  hubungan timbal balik yang menguntungkan dan tak terpisahkan satu sama lain.

Sebagai pemilik bisnis, wirausahawan membutuhkan ekosistem yang tepat untuk mengembangkan bisnisnya, atau bahkan mengembangkan kemampuan diri sendiri. Lantas, adalah platform digital yang peduli menciptakan eksosistem wirausaha di Indonesia?

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Ekosistem wirausaha sangatlah penting untuk mengembangkan suatu bisnis. Sesuai definisinya, ekosistem yang berarti sistem ekologi dapat terbentuk dengan baik berkat adanya hubungan timbal balik yang menguntungkan dan tak terpisahkan satu sama lain.

Pada dunia kewirausahaan, ekosistem ini terbentuk dari inisiatif para wirausaha yang memiliki tujuan atau visi mengembangkan bisnis melalui proses yang tidak instan. Mulai dari proses penciptaan ide bisnis, jatuh bangun memulai bisnis, hingga menumbuhkan bisnis itu sendiri. Peranan dukungan tersebut bisa berbentuk investasi, jaringan atau relasi, bantuan materi, hingga bantuan non-materi seperti konsultasi atau mentorship.

Topik inilah yang dibahas dalam webinar "Entrepreneurship Focusing to Build the Entrepreneurship Ecosystem in Indonesia & Building Digital Business from Zero” yang diselenggarakan oleh Diplomat Success Challenge (DSC), salah satu kompetisi wirausaha terbesar di Indonesia yang diinisiasi oleh Wismilak Foundation sejak tahun 2010, pada Rabu (26/8/2020) lalu.

Webinar yang dilaksanakan atas kerja sama dengan MarkPlus Institute ini dilakukan secara daring, menghadirkan pembicara Kevin Osmond, Co-Founder & CEO Printerous, dan Jourdan Kamal, Founder & CEO Maubelajarapa.com. Webinar kali ini juga menghadirkan testimoni dari Founder Sunkrisps, Ricky Chandra yang merupakan Alumni DSC X 2019. Simak hasil pembahasannya berikut.

Tempe Dengan Bentuk Antimainstream Bikin Penasaran Warganet

Pentingnya Sebuah Proses bagi Wirausahawan

Kevin Osmond (istimewa)
Kevin Osmond (istimewa)

Kevin Osmond menyampaikan bahwa menjadi wirausaha bukanlah hal yang mudah. Sebelum berada di posisi sekarang, Kevin telah merintis perjalanan wirausahanya selama 15 tahun untuk menemukan dan membangun platform digital yang tepat.

“Jika ada yang memiliki cita-cita sebagai entrepreneur, maka ungkapan itu kurang tepat. Menjadi entrepreneur atau wirausaha bukanlah jabatan pekerjaan semata, tapi lebih merupakan mindset untuk menjadi kreatif, proaktif dan inovatif (entreprenuerial spirit), dan ini semua harus melewati proses”, ujar Kevin.

Printerous sendiri merupakan startup yang mengadopsi model platform based yang dirintis Kevin sejak tahun 2012. Bergerak di industri percetakan bukannya tanpa alasan. Kevin menekankan pentingnya riset dan mencari fakta seputar industri yang ingin dimasuki oleh seorang wirausahawan.

Misalnya, sejak awal Kevin telah menemukan fakta bahwa dalam 5 tahun terakhir Indonesia masuk ke dalam 5 pasar percetakan terbesar di Asia dengan business size mencapai USD 14,5 triliun. Fakta ini didukung dengan dengan keberadaan lebih dari 5.000 kios percetakan di Indonesia, namun mereka masih kekurangan peralatan yang memadai.

Sedangkan permintaan percetakan terus meningkat dengan tumbuhnya lebih dari 61 juta UMKM di Indonesia, didukung dengan berkembangnya bermacam e-Commerce dan marketplace, serta jasa antar makanan.

Coba Jilbab Yang Akan Diberi Ke Pacar, Aksi Gokil Cowok Ini Viral

Mengembangkan Skill

Jourdan Kamal (istimewa)
Jourdan Kamal (istimewa)

Lain halnya dengan Jourdan Kamal yang telah menjajal berbagai macam profesi sebelum memutuskan menjadi seorang wirausahawan. Menurut Jourdan, yang terpenting bagi seorang wirausahawan sebelum memulai bisnis adalah mengembangkan skill dan menemukan minat yang tepat dari kemampuan tersebut.

Platform MauBelajarApa.com yang dirintis Jourdan sejak 2014 pada dasarnya adalah sebuah marketplace yang menyediakan layanan workshop dalam bentuk kelas-kelas non-akademik. MauBelajarApa memiliki belasan kategori mulai dari kelas memasak, art & craft hingga kelas fotografi.

“Di era digital sekarang, belajar tidak hanya bisa didapat dari sekolah. Kesuksesan pun tidak hanya datang dari gelar sarjana. Jika tidak punya kesempatan untuk lulus kuliah atau belajar di sekolah yang tepat, calon wirausahawan harus memiliki kemampuan sebagai persiapan untuk merintis bisnisnya”, ungkap Jourdan.

Faktanya secara statistik, 1 dari 10 wirausaha menemui kegagalan. Dari 10% wirausaha yang bertahan tersebut, hanya sekitar 20% yang berhasil sukses lebih dari 2 tahun. Fakta ini semakin menekankan pentingnya proses mengasah kemampuan sebelum wirausahawan terjun mengelola bisnisnya agar dapat meraih kesempatan yang bisa datang kapan saja.

“Ada ungkapan dream big, start small. Jangan takut untuk berproses. Memiliki visi besar itu penting, tetapi semua tetap harus dimulai dari hal kecil. Nikmatilah prosesnya, jatuh bangunnya merintis usaha, hingga menemukan kesuksesan yang diinginkan,” tambah Kevin.

Platform yang Membentuk Ekosistem Wirausaha

Baik Printerous maupun MauBelajarApa, keduanya sama-sama menjadi platform yang mendukung keberadaan ekosistem wirausaha di Indonesia.

Salah satu fokus Printerous adalah layanan yang menjembatani kebutuhan percetakan kemasan bagi UMKM, mulai dari proses mendesain hingga pendistribusian. Layanan ini tentu saja memudahkan bisnis UMKM yang kerap belum memiliki sumber daya yang memadai untuk mengerjakan seluruh proses produksi ini.

Printerous kini sudah memiliki jaringan distribusi ke 20 kota di Indonesia. Jaringan distribusi ini juga dimanfaatkan untuk menggalakkan bermacam gerakan sosial. Yang terbaru adalah proyek ‘Masker untuk Indonesia’ yang diinisiasi oleh Printerous bekerja sama dengan puluhan desainer, illustrator dan brand lokal Indonesia.

“Saat proyek ‘Masker untuk Indonesia’ dimulai, kita berangkat dari kekhawatiran akan penyebaran wabah Covid-19 yang saat itu angkanya terus menanjak dan kebutuhan masker semakin meningkat. Isu kelangkaan masker medis terjadi hingga pemerintah akhirnya mengimbau agar masyarakat mengenakan masker kain. Di sinilah kami melihat peluang untuk berkolaborasi melalui ekosistem yang kami bangun untuk membuat gerakan sosial ‘Masker untuk Indonesia’”, tutur Kevin.

Ekosistem yang positif juga dibangun dari MauBelajarApa. Platform ini dengan mudah dapat mempertemukan educator / facilitator dengan siapa saja yang ingin mempelajari skill baru.

Bahkan banyak kisah sukses dari para peserta kelas yang juga bermula dari mengikuti workshop di MauBelajarApa. Bahkan dalam masa krisis akibat pandemi Covid-19, MauBelajarApa juga berperan sebagai mitra platform digital resmi dari program Kartu PraKerja.

Program ini membantu pembiayaan para pekerja yang terdampak krisis agar dapat meningkatkan kompetensi dan menemukan peluang-peluang baru lewat layanan kelas-kelas daring.

Kiat Menjadi Wirausaha Bermental Baja

Mantap! Ada Varian Baru Mi Ayam Instan Wonogiren, Rasa Lebih Pedas

Bagi Jourdan, sukses bukanlah tujuan, namun perjalanan panjang yang tidak bisa dihitung dengan penjualan ataupun materi. Selama ada progress dan improvement itulah arti kesuksesan yang sebenarnya.

“Dalam masa pandemi ini siapa yang akan sukses? Jawabannya adalah ‘orang yang siap’. Terutama untuk para wirausaha, jangan sampai kita kalah dari keadaan ini. Teruslah eksplorasi diri, dan Anda pasti bisa membangun apapun dengan kerja keras,” ungkap Jourdan.

Senada dengan Jourdan, Kevin juga membagikan beberapa kiat yang kerap memotivasi dirinya sendiri. Di antaranya adalah jangan terus berpaku di tahapan mencari ide, karena yang sulit adalah rencana konkret dan eksekusinya.

Jadi apapun ide yang dimiliki, yang terpenting adalah eksekusi dahulu ide tersebut menjadi aksi nyata. Selain itu, untuk berkembang jangan pernah takut akan kegagalan.

Sebagai wirausahawan, masalah dan tantangan pasti datang, dan justru dari kegagalan inilah kita bisa belajar dan membuat bisnis kita lebih sukses. Maka dari itu, wirausahawan juga tidak boleh cepat puas dan harus memiliki growth mindset.

Sebagai pemimpin perusahaan, bisnis kita tidak akan berkembang jika kita juga tidak mengembangkan diri. Untuk itu, jangan pernah terlena akan kesuksesan sementara dan ingatlah untuk keluar dari zona nyaman.

Yang terakhir dan terpenting, janganlah menjadi ‘The Lonely Entrepreneur’. Saat kita ada di pucuk posisi perusahaan, pasti banyak persoalan yang tidak bisa dibagikan kepada tim, namun cobalah untuk tidak merasa kesepian. Cara mengatasinya antara lain bergabunglah dengan komunitas wirausaha sehingga memiliki jaringan ekosistem wirausaha yang tepat, atau gandenglah mentor sebagai tempat berbagi dan saling mendukung.



Banting Setir Jadi Tukang Perahu, Pedagang Di Rawa Jombor Klaten Kantongi Rp2 Juta Sehari

Temukan Ekosistem Wirausaha yang Tepat

Ricky Chandra (istimewa)
Ricky Chandra (istimewa)

Ricky Chandra sebagai Alumnus DSC X 2019 juga mengungkapkan pentingnya keberadaan Diplomat Entrepreneur Network (DEN) bagi perkembangan bisnisnya.

“Selama masa pandemi, Alhamdulillah Sunkrips justru bertumbuh positif. Inilah manfaat kita ada di ekosistem wirausaha yang tepat seperti DEN. Sebagai pebisnis baru saya sangat terbantu dengan adanya para mentor yang selalu siap menjadi tempat ‘curhat’ yang solutif. Ikatan wirausahawan DEN juga semakin solid dan siap membantu dengan banyak cara.”

Saat mengikuti DSC X di tahun 2019 lalu, bisnis Sunkrisps baru dirintis Ricky selama 2 tahun. Ricky mengungkapkan, selain mendapatkan hibah modal bisnis Rp2 miliar, banyak hal yang juga ia pelajari selama mengikuti kompetisi DSC.

Yang terpenting adalah bagaimana ia merasa telah berada di ekosistem wirausaha yang tepat bagi pengembangan bisnisnya. Ia pun mendorong untuk semakin banyak orang atau pebisnis mengikuti kompetisi DSC.

Pendaftaran program DSC pada 2020 ini telah dimulai sejak 19 Agustus 2020 dan batas pendaftaran ide bisnis akan berakhir pada 19 Oktober 2020. Para calon peserta dapat mendaftar di situs diplomatsukses.com, registrasi dan login untuk menjadi user. Selanjutnya bisa langsung mendaftarkan ide bisnis dengan mudah lewat format proposal yang telah disediakan.

Masih dari serangkaian webinar hasil kerja sama DSC XI dan MarkPlus Institute, selanjutnya akan diadakan kembali webinar dengan beragam tema wirausaha dan narasumber berpengalaman.

Berikut jadwalnya:

9 September 2020 - Beating the Odds and Finding the Right Momentum for Your Business to Grow, dengan pembicara: Gibran Huzaifah (Founder & CEO e-Fishery) dan Danu Sofwan (CEO Radja Cendol)

1 Oktober 2020 - Why Some Business Succeed and The Others Failed? dengan pembicara: Billy Kurniawan (Founder Jiwa Group–Janji Jiwa Coffee & Jiwa Toast) dan Wafa Taftazani (Co-founder & President Commissioner of ModalRakyat.id).



Nantikan update webinar dan pembicaranya di lini masa media sosial DSC XI 2020, @diplomatsukses, Facebook Wismilak Diplomat, Twitter @diplomat_sukses; serta situs diplomatsukses.com.





Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya