SOLOPOS.COM - Warga RT 001/RW 005, Kelurahan Semanggi,Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Dani Yulianto, 26, menunjukkan plakat asli Pasar Gede Harjonagoro, Selasa (4/10). (Ivan Andimuhtarom/JIBI/Solopos)

Benda bersejarah berupa plakat asli Pasar Gede Solo diduga dijual di pasar online.

Solopos.com, SOLO — Plakat Pasar Gede Harjonagoro Solo yang diduga asli dijual lewat dunia maya. Warga RT 001/RW 005, Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Dani Yulianto, 26, menawarkan plakat yang pernah raib saat renovasi besar-besaran pada 2000 tersebut kepada masyarakat yang berminat melalui akun Facebooknya pada Senin (3/10/2016). Harganya minimal Rp100 juta.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Pantauan Solopos.com, Selasa (4/10/2016), plakat itu diletakkan di antara dua tiang penyangga atap penampungan barang bekas milik ayah Dani, Daryadi, di Jl. Kiai Mojo, RT 004/RW 014 Semanggi, Pasar Kliwon. Plakat yang terbuat dari besi itu dipenuhi karat.

Plakat itu panjangnya sekitar 7 meter dengan tinggi sekitar 50 cm. Beratnya ditaksir 200 kg-300kg.

“Itu bahannya besi steerplat. Kondisinya tergolong masih bagus. Kualitas besi kuno lebih baik dibanding besi masa kini,” kata dia saat ditemui Solopos.com di lokasi penyimpanan plakat, Selasa.

Ia bercerita bapaknya, Daryadi, mendapatkan plakat itu saat menang lelang pembongkaran Pasar Gede pada 2000 setelah kebakaran di pasar itu. Setelah belasan tahun teronggok, Daryadi menyerahkan besi tua itu kepada Dani.

“Bapak memasrahkan penjualan plakat itu kepada saya. Jadi, kalau ada yang minat bisa kontak saya,” ujar dia.

Menurut dia, kepemilikan plakat ini tidak salah secara hukum. Dalam klausul pemborongan, tertera pencantuman kata “besi” yang boleh diambil pemborong.

“Kalau ada yang minat, mengingat nilai historisnya, saya akan lepas kepada penawar yang berani membayar minimal Rp100 juta,” kata dia.

Daryadi, 62, menyatakan sudah menyerahkan plakat itu kepada Dani. “Saya jadi pemborong yang membongkar Pasar Gede. Saya mendapatkan plakat itu secara resmi. Saya menjamin itu asli. Saya menggantungkannya sebagai simbol kejayaan. Dulu saya menang lelang dengan nilai Rp420 juta untuk semua barang di Pasar Gede. Karena itu besi, saya ambil juga. Kalau kayu atau tegel, saya tak mau bawa,” kata dia saat berbincang dengan Solopos.com, Selasa.

Menurut Daryadi, sebelum plakat Pasar Gede yang sekarang terpasang itu ada, Pemkot Solo pernah datang kepadanya. Mereka merayu Daryadi agar menyerahkan plakat asli Pasar Gede tersebut.

“Saya tidak kasih karena tidak ada hitungannya [harga jual plakat]. Mereka akhirnya membuat tiruan yang kini dipasang itu,” terang dia.

Anggota Komisi II DPRD Solo, Ginda Ferachtriawan, mengatakan sudah mendapatkan informasi tentang penawaran plakat Pasar Gede di media sosial. Ia mempertanyakan keaslian barang yang dijual itu.

“Yang jadi pertanyaan, asli atau enggak? Kalau itu asli punya Pasar Gede kok bisa ada di orang itu?” ujarnya kepada Solopos.com, Selasa.

Ia menyesalkan apabila plakat itu benar-benar asli. “Jangan-jangan saat kebakaran dulu, itu dilelang bersama pembongkaran pasar? Kami masih mencari informasi sedetail mungkin untuk melihat nilai sejarah dan keantikannya ada enggak?” kata politikus PDIP itu.

Ia menyesalkan adanya penjualan benda-benda antik. Ia berharap jangan sampai hal semacam itu jadi kebiasaan di tengah masyarakat.

“Hal yang punya nilai unik sejarah jadi jual-beli antik. Itu peluang tidak sehat. Saya penasaran, mengapa itu dulu bisa dijual oleh Pemkot Solo,” kata dia.

Ia berpedapat Pemkot Solo sebisa mungkin mengambil kembali plakat itu jika memang punya nilai historis. Jika plakat itu tak ada, ada semacam kepingan sejarah yang hilang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya