SOLOPOS.COM - Panduan Informasi dan Inspirasi

SOLO — Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo mencium keberadaan warga di luar sasaran Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat Kota Surakarta (PKMS) Gold yang mendaftarkan diri di program tersebut. Bahkan, praktik itu diduga marak seiring masa peralihan Jamkesmas menuju PKMS Gold.

Kabid PKMS DKK, Ida Angklaita, saat ditemui wartawan di Balaikota, Jumat (17/5/2013), mengatakan sejak 1 Januari sampai 16 Mei tercatat 1.282 berkas pengajuan PKMS Gold di meja kerjanya. Jumlah tersebut merupakan pengajuan baru di luar peralihan Jamkesmas ke PKMS.
“Saat itu warga berbondong-bondong mendaftar, entah itu warga miskin maupun kaya,” ujarnya.

Promosi Pegadaian Buka Lowongan Pekerjaan Khusus IT, Cek Kualifikasinya

Pihaknya menduga sebagian warga yang mendaftar PKMS Gold kurang memahami informasi yang diberikan DKK. Dalam masa peralihan, DKK memang getol menyosialisasikan pendaftaran PKMS Gold bagi warga Jamkesmas lama yang tak terkaver Jamkesmas  baru.

Ekspedisi Mudik 2024

“Kemungkinan mereka mengiram semua diterima PKMS Gold. Padahal kami memprioritaskan peserta Jamkesmas lama meski tidak menutup pendaftaran PKMS Gold dari masyarakat umum,” terangnya.

Dengan kondisi itu, Ida memprediksi akan banyak pengajuan yang kandas dalam verifikasi. Ia mengatakan, ada sembilan kriteria dari 14 kriteria versi Badan Pusat Statistik yang wajib dipenuhi calon peserta PKMS. Kriteria itu di antaranya penghasilan, kondisi hunian dan sumber air minum. Ida menyebut verifikasi factual telah dimulai April dan berjalan selama satu tahun.
Pihaknya mencatat di masa peralihan jumlah peserta PKMS Gold bertambah 8.946 jiwa dari mantan penerima Jamkesmas lama.

“Jumlah peserta menjadi 31.809 jiwa dari sebelumnya 22.863 jiwa.”

Koordinator Verifikasi PKMS dari Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Solo, Akhmad Zein, mengaku sering menemukan orang kaya mendaftar program PKMS. Hal itu mayoritas terlihat saat kroscek dan home visit.

“Ada warga yang sengaja memalsukan tempat tinggalnya agar tim percaya dirinya orang miskin. Ada pula yang sampai membeli rumah berkondisi buruk agar lolos home visit,” ungkapnya.

Lebih jauh, Akhmad menyebut rencana SK PKMS yang diterbitkan per semester pada tahun ini kemungkinan sulit terwujud. Penyebabnya antara lain masa peralihan Jamkesmas lama ke PKMS Gold yang cukup menyita energi.

“Adanya PPLS (Program Perlindungan Sosial) dan program Jamkesmas baru yang tidak mengkaver peserta lama cukup menyulitkan kami dalam merealisasikan SK PKMS per enam bulan,” keluhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya