SOLOPOS.COM - PKL di Jl. Gatot Subroto, Parman, 63, mengolah makanan di lapaknya, Rabu (8/6/2016). PKL di Jl. Gatot Subroto ogah direlokasi ke pasar karena takut kehilangan pelanggan. (Irawan Sapto Adhi/JIBI/Solopos)

PKL Solo, pedagang kaki lima di Jl. Gatot Subroto (Gatsu) menolak masuk pasar.

Solopos.com, SOLO–Sejumlah pedagang kaki lima (PKL) yang berjualan di Jl. Gatot Subroto (Gatsu) enggan direlokasi ke pasar.

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Salah satu PKL makanan, Parman, 63, berencana menempati salah satu gang di sekitar Jl. Gatot Subroto apabila tiba saatnya jadwal relokasi. Dia mengaku sudah mengantongi izin dari sang pemilik rumah di wilayah Kelurahan Kemlayan, Serengan, Solo tersebut untuk mengelar lapak dagangan di gang. Parman mengklaim lapaknya di gang tidak akan mengganggu aktivitas masyarakat.

“Urusan perut tidak bisa main-main. Kami takut kehilangan pelanggan kalau pindah tempat berjualan. Pembeli kami rata-rata adalah karyawan toko yang ada di sepanjang Jl. Gatot Subroto. Saya memilih pindah berjualan di gang dekat Jl. Gatot Subroto saja. Yang punya rumah di sana membolehkan saya berjualan,” kata Parman kepada Solopos.com di lapaknya, Rabu (8/6/2016).

Parman mengatakan PKL di Jl. Gatot Subroto rata-rata enggan pindah berjualan ke sejumlah pasar yang disediakan Dinas Pengelolaan Pasar (DPP) Solo. Menurut dia, hampir semua PKL memilih untuk tetap berjualan di Jl. Gatot Subroto. Parman meminta Pemerintah Kota (Pemkot) Solo tidak merelokasi PKL, melainkan sebatas menata. Dia bersyukur apabila PKL mendapatkan tempat khusus di Jl. Gatot Subroto atau gerobak dengan bentuk sama.

“Teman-teman tentu ingin tetap diizinkan berjualan di sini. Pemerintah lebih baik menyediakan lokasi khusus di Jl. Gatot Subroto untuk kami berjualan. Kami siap ditata. Pemerintah bisa memberikan kami gerobak baru yang seragam. Jadi kami bisa terlihat kompak dan rapi. Jangan pindah kami ke pasar,” ujar Parman yang sudah berjualan di Jl. Gatot Subroto selama 40 tahun.

Senada, PKL lainnya, Sumaryanto, 36, enggan direlokasi ke pasar. Dia mengatakan hingga saat ini DPP belum memastikan jadwal relokasi kepada PKL Jl. Gatot Subroto. DPP belum mengadakan sosialisasi khusus dengan para PKL Jl. Gatot Subroto. Meski demikian, menurut dia, santer terdengar DPP akan merelokasi PKL Jl. Gatot Subroto ke sejumlah pasar di Solo.

“Akhir bulan lalu pemerintah sudah memberikan sosialisasi saat kegiatan Sanja Warga di Gedung Mawar, Kemlayan. Namun, Pak Wali Kota [FX Hadi Rudyatmo] baru menyampaikan sedikit persoalan. Belum ada sosialisasi khusus. Kalau jadi dipindah, saya mending jualan di rumah saja. Dari pada ke pasar. Apalagi rumah saya juga tidak jauh dari sini,” jelas Sumaryanto.

Sebelumnya, DPP Solo telah menyiapkan enam tempat alternatif untuk bisa menampung PKL Jl. Gatot Subroto dan sebagian PKL Jl. Dr. Rajiman yang berjumlah 60 orang. Kepala DPP Solo, Subagiyo, membeberkan enam tempat itu, antara lain Pasar Kembang, Pasar Kadipolo, Pasar Penumping, Pasar Kliwon, Pasar Gede, dan Pasar Rejosari yang akan diperbaiki tahun ini.

Subagiyo mengakui pilihan enam pasar untuk tempat relokasi PKL Jl. Gatot Subroto dan sebagian PKL Jl. Dr. Rajiman tersebut baru sekadar hasil pemetaan awal. Dia mengatakan, DPP masih akan berkomunikasi secara khusus dengan para PKL. Subagiyo menyampaikan pemilihan lokasi relokasi tidak sembarangan. Menurut dia, DPP sangat memperhatikan aspek kelayakan dan kenyamanan bagi para PKL.

Subagiyo menjelaskan relokasi PKL di Jl. Gatot Subroto dan sebagian PKL di Jl. Dr. Rajiman diperlukan, menyusul program penataan jalan dan koridor kawasan startegis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya