SOLOPOS.COM - Minyak goreng. (freepik.com)

Solopos.com, SUKOHARJO — Para pedagang kaki lima (PKL) kuliner di Kabupaten Sukoharjo mengeluhkan kesulitan mendapatkan minyak goreng di pasaran. Kondisi ini berimplikasi pada bertambahnya beban operasional usaha lantaran minyak goreng menjadi salah satu komponen berjualan.

Para pedagang kuliner kesulitan mendapatkan minyak goreng sejak sebulan terakhir. Kalau pun ada di pasaran, harga minyak goreng tak terjangkau para pedagang. Padahal, pemerintah telah menerapkan kebijakan implementasi minyak goreng murah sesuai Permendag No 6/2022 tentang harga minyak goreng mulai awal Februari.

Promosi Beli Emas Bonus Mobil, Pegadaian Serahkan Reward Mobil Brio untuk Nasabah Loyal

Harga eceran tertinggi (HET) minyak goreng yang ditetapkan pemerintah meliputi minyak goreng curah dibanderol senilai Rp11.500 per liter, minyak goreng kemasan sederhana Rp13.500 per liter, dan minyak goreng kemasan premium senilai Rp14.000 per liter.

Baca juga: RSUD Ir Soekarno Sukoharjo Belum Tambah Kapasitas Bed Isolasi

“Minyak goreng semakin langka sekarang. Di toko modern berjejaring waralaba sudah tidak ada barangnya. Kalaupun masih ada pasti harganya sudah melambung tinggi. Bisa di atas Rp20.000 per liter,” kata Ketua Paguyuban PKL se-Sukoharjo, Joko Cahyono, saat berbincang dengan Solopos.com, Minggu (13/2/2022).

Harus Direspons Serius

Bagi pedagang kuliner, minyak goreng menjadi salah satu komponen produksi untuk berjualan setiap hari. Misalnya, pedagang gorengan yang membutuhkan minyak goreng untuk menggoreng beraneka makanan. Mereka membutuhkan satu liter-dua liter minyak goreng saban hari.

Kini, mereka kelimpungan lantaran kesulitan mendapatkan minyak goreng dengan harga murah. “Kami berharap barang ada di pasaran dengan harga yang terjangkau oleh pedagang. Apalagi dua bulan lagi memasuki Bulan Puasa. Saya khawatir kondisi ini terus terjadi sampai Bulan Puasa,” ujar dia.

Baca juga: Sales Minyak Goreng Menghilang Bikin Pedagang di Sukoharjo Bingung

Kelangkaan minyak goreng di pasaran mendapat sorotan dari Wakil Ketua Komisi I DPRD Sukoharjo, Narno Raharjo. Narno meminta instansi terkait segera menggelar operasi pasar guna menstabilkan harga minyak goreng di pasaran. Sehingga, para pelaku usaha tak lagi kesulitan mendapatkan minyak goreng.

Narno bakal berkoordinasi dengan instansi terkait untuk memastikan ketersediaan minyak goreng di pasaran. “Kelangkaan minyak goreng terjadi hampir terjadi di setiap daerah. Ini harus direspons serius oleh pemerintah menjelang Bulan Puasa. Jangan sampai masyarakat kesulitan mendapatkan minyak goreng untuk memasak makanan saat Ramadan,” ujar dia.

Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Disdagkop dan UKM Sukoharjo, Bambang Pujiana E.W., mengakui stok minyak goreng di pasaran cenderung menipis. Namun demikian, pemerintah tak bisa mengintervensi implementasi kebijakan minyak goreng murah. Bambang hanya bisa memantau perkembangan harga minyak goreng di pasar tardisional maupun toko modern yang tersebar di Kabupaten Jamu.

Baca juga: Pemkab Sukoharjo Gandeng Pihak Ketiga Tangani Pencemaran Bengawan Solo

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya