SOLOPOS.COM - Foto Minyak Goreng Curah (JIBI/Harian Jogja/Antara)

Harianjogja.com, JOGJA- Sogi Wartono, Ketua Paguyuban PKL Malioboro Handayani sekaligus pelaku usaha pecel lele mengatakan sebelumnya, PKL Malioboro sering membuang limbah jelantah ke selokan. Padahal membuang jelantah ke selokan menyebabkan saluran mampat.

Namun kini, sejak adanya program dari Dinas Kesehatan Kota Jogja bekerja sama dengan sebuah Lembaga Swadaya Masyarakat, PKL sudah mulai mengumpulkan jelantah sisa usaha mereka dan disetorkan ke LSM tersebut, sepekan sekali.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Jelantah tersebut disetor sepekan sekali karena kebanyakan PKL yang memiliki sisa jelantah adalah PKL yang berdagang malam hari. Sementara PKL siang hari tidak banyak menghasilkan jelantah,” ujar Sogi, Senin (16/12/2014).

Sogi menuturkan, mengumpulkan jelantah tersebut sudah menjadi kebijakan 16 paguyuban PKL lesehan di Malioboro.
Hanya yang disayangkan, beberapa paguyuban yang menaungi PKL malam hari, mulai jarang aktif dalam kegiatan pertemuan paguyuban-paguyuban.

Padahal dalam pertemuan tersebut juga seringkali disampaikan agar PKL dapat mengikuti peraturan Pemda DIY maupun Pemkot Jogja, salah satunya mengenai pengelolaan limbah sisa kegiatan dagang.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya