SOLOPOS.COM - Sejumlah pengunjung beraktivitas di area promenade atau taman di Objek Wisata Gunung Kemuskus, Kecamatan Sumberlawang, Sragen, Sabtu (12/2/2022). (Solopos.com/Wahyu Prakoso)

Solopos.com, SRAGEN — Pemerintah Kecamatan Sumberlawang, Sragen, membersihkan area promenade atau taman dari pedagang kaki lima (PKL) di Objek Wisata Gunung Kemuskus. PKL direlokasi di sebelah barat atau di sepanjang Jl. Gn. Kemukus.

Berdasarkan pantauan Solopos.com pada Sabtu (12/2/2022) sore, para pengunjung bisa dengan leluasa menempati tempat duduk serta berfoto di area promenade. Selain pengunjung, ada sejumlah seniman/pengamen beraktivitas menghibur pengunjung di sejumlah lokasi.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Sejumlah anak muda setempat juga menyediakan foto dengan kostum Transformers. Kondisi taman bersih dari sampah, karena banyak tersedia tempat sampah selain ada sejumlah petugas kebersihan yang berkeliling.

Ekspedisi Mudik 2024

Baca Juga: Seusai Viral Harga Tiket Masuk Gunung Kemukus Ngepruk, Pengunjung Turun

Ketua Paguyuban PKL Samudra Indah, Sulfian, mengatakan sebelumnya PKL berjualan di trotoar atau area taman. Area tersebut sebenarnya bukan tempat PKL berjualan sehingga mereka kerap berhadapan petugas Satpol PP saat penertiban.

“Dulu perjuangan berat sekali. Kami sempat protes kepada Camat  [kenapa dilarang berjualan di trotoat]. Pariwisata itu kan untuk meningkatkan ekonomi warga setempat,” kata dia.

PKL akhirnya mengalah. Mereka bersedia ditempat di sepanjang sisi barat Jl. Gn Kemukus sejak satu bulan terakhir oleh Camat Sumberlawang.

Sementara itu, PKL lainnya yang bernama Warini, 47, mengatakan Camat Sumberlawang ikut memperjuangkan nasib mereka. Revitalisasi Gunung Kemukus membuat banyak warga sekitar yang berjualan menjadi PKL. Rencananya para PKL ini akan mendapatkan lapak khusus dari Pemkab Sragen.

Baca Juga: Harga Tiket Masuk Gunung Kemukus Naik 2 Kali Lipat di 2 Hari Ini

Sementara itu, Kasi Trantib Kecamatan Sumberlawang, Joko Mursid, mengaku kerap menertibkan para PKL di Gunung Kemukus. Penertiba dilakukan secara persuasif dengan pendekatan personal.

“Mereka wajib mencari nafkah bagi keluarga. Kami wajib menegakkan aturan. Kemudian duduk bersama, bagusnya bagaimana agar pekerjaan mereka nyaman tanpa melanggar aturan. Alhamdulillah sudah pada mau digeser,” paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya