SOLOPOS.COM - Suasana di simpang empat Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), tepatnya di Kelurahan Wuryorejo, Kecamatan Wonogiri, Wonogiri, Senin (5/10/2020). Setiap sore kawasan itu digunakan jualan oleh para PKL yang sebelumnya berjualan di sekitar Alun-Alun Giri Krida Bakti Wonogiri. (Solopos/M. Aris Munandar)

Solopos.com, WONOGIRI — Pedagang Kaki Lima atau PKL menerima keputusan perpanjangan penutupan Alun-Alun Giri Krida Bakti Wonogiri. Masing-masing dari mereka mempunyai cara tersendiri agar tetap bisa mencari nafkah.

Ketua Paguyuban PKL Alun-Alun Wonogiri, Suprijono, mengakui bahwa ada sebagian anggotanya kurang setuju dengan perpajangan penutupan. Namun sebagian besar PKL setuju karena alasan kondisi Covid-19 di Wonogiri memprihatinkan.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

“Alun-alun ini kan ditutup bukan kali pertama, pada awal pandemi sudah pernah ditutup juga. Jadi rata-rata mereka sudah siap dan tahu apa yang harus dilakukan dengan berkaca pada penutupan sebelumnya,” kata dia saat dihubungi Solopos.com, Rabu (6/1/2021).

Outlook Energy 2021: Geliat Sektor Energi di Tahun Pemulihan, Siap Melaju?

Para PKL, kata Suprijono, sebagian besar mencari lokasi lain untuk berdagang. Di antaranya area selter bus, depan pasar Kota Wonogiri, kawasan Jalan Ahmad Yani, simpang empat PLTA Waduk Gajah Mungkur dan lain sebagainya.

Menurut dia, ada sebagian PKL yang berjualan di tempat baru dan tidak kembali berjualan di alun-alun saat dibuka beberapa waktu lalu. Hal itu karena jam operasional PKL dibatasi hanya sampai pukul 22.00 WIB.

“Contohnya pedagang angkringan. Ia sudah dapat lokasi baru saat alun-alun ditutup. Saat dibuka beberapa waktu lalu, ia tidak berjualan di alun-alun. Ia lebih memilih jualan di tempat baru yang bisa buka hingga malam,” ungkap Suprijono.

Pekerjaan Lain

Di sisi lain, lanjut dia, ada sebagian PKL mencari pekerjaan lain untuk memenuhi kebutuhan hidupnya bersama keluarga. Ada yang bekerja sebagai tukang parkir, tukang pijat, berternak hingga ada juga yang memilih merantau.

“Intinya sebagian besar PKL memanfaatkan keahlian lain yang mereka miliki. Namun rata-rata memang banyak yang mencari lokasi lain untuk berjualan. Mereka sudah punya greget bagaimana bisa berjualan terus meski alun-alun ditutup,” papar Suprijono.

Meski demikian, Suprijono juga mengkonfirmasi bahwa ada beberapa PKL yang menggantungkan pekerjaannya hanya di alun-alun. Dia pun berharap jika kondisi Covid-19 sudah tidak memprihatinkan, Pemkab bisa membuka alun-alun untuk berjualan para PKL.

Ada yang Tak Mau Pakai Masker, Seluruh Penumpang Pesawat Terpaksa Turun

Berdasarkan surat yang ia terima dari Dinas KUKM dan Disperindag Wonogiri, penutupan alun-alun diperpanjang hingga 17 Januari 2021. “Dalam surat itu ada redaksi keputusan pembukaan alun-alun menyusul perkembangan berikutnya. Artinya bisa saja diperpanjang lagi jika kasus masih mengkhawatirkan,” kata Suprijono.

Diberitakan sebelumnya, Pada masa libur Natal dan Tahun Baru, Pemkab meliburkan PKL mulai 23 Desember 2020 hingga 3 Januari 2021. Dikarenakan Wonogiri masih zona merah, Pemkab memperpanjang penutupan Alun-Alun Wonogiri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya