SOLOPOS.COM - Dua PKL di alun alun yang terdampak kebijakan PPKM layangkan protes kepada pemerintah lewat poster (Instagram/@batanginfo.id)

Solopos.com, BATANG — Ekspresi curahan hati kembali dikeluarkan oleh kelompok pedagang kaki lima (PKL) di Kabupaten Batang yang dikarenakan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM). Berdasarkan keterangan yang dikutip melalui laman Instagram @batanginfo.id, Jumat (6/8/2021), sejumlah PKL yang biasa berjualan di Alun-Alun Batang dan sekitarnya meminta agar jalan yang di depan kantor sat lantas sebelah timur alun alun bisa dibuka lebar.

Akibat kebijakan PPKM ini yang menutup kawasan alun alun Batang membuat dagangan mereka kurang laris karena sepi pembeli, bahkan ada beberapa pedagang yang akhirnya gulung tikar. Dalam unggahan tersebut, terdapat foto dua pedagang yang memegang poster dengan tulisan bernada protes dan menyindir pemerintah atas kebijakan PPKM.

Promosi Klaster Usaha Rumput Laut Kampung Pogo, UMKM Binaan BRI di Sulawesi Selatan

Dalam poster tersebut tertulis dalam Bahasa Jawa yang berbunyi “Biso nutup dalam kudu biso nutup utangku” (Kalau bisa menutup jalan, harusnya ya bisa bantu menutup hutang saya!) Kemudian tulisan lainnya berbunyi “Masker berlapis, isi dompetku menipis”.

Komentar salah satu PKL di Alun Alun Batang memonta agar jalan alun alun dibuka kembali supaya para PKL bisa berjualan lagi
Komentar salah satu PKL di Alun Alun Batang meminta agar jalan alun alun dibuka kembali supaya para PKL bisa berjualan lagi (Instagram/@batanginfo.id)

Baca Juga : PKL Widuri “Lempar Handuk” Buntut Penutupan Pantai

Selain foto dua pedagang, laman Instagram itu juga mengunggah foto screenshot komentar netizen dari akun Facebook  yang juga salah satu pedagang di alun alun tersebut. Akun dengan nama Bulan Saja menulis dalam Bahasa Jawa yang berbunyi “Melas pak, mbok dibuka jlnee… aku kerjo ng kono est sebulan ngnggor tok ng umah… melas pak…ben podo buka dodolane..aku sing kerjo ben iso mngkt krjo neh” (Kasian pak, tolong dibuka jalannya.. saya jualan juga disana dan sudah sebulan menganggur di rumah saja…kasian pak.. biar semua bisa jualan juga, termasuk saya biar bisa kerja lagi)

Unggahan ini menuai banyak komentar, di antaranya ada pengguna akun yang menuliskan kata-kata puitis yang bermakna menyindir para pemegang kekuasaan. Komentar itu berbunyi “Aku melihat banyak penertiban, tapi kelaparan di biarkan berkeliaran. “Aku melihat banyak seruan yang mengatas namakan kesehatan, tapi di sampaikan dengan cara kekerasan. Oh ya tuhan, kepadamu aku minta perlindungan, dari kejamnya virus tak berperikemanusiaan.” tulis akun dengan nama @wahyoe_pratama99

Kemudian ada komentar dari @zrieljiel17 yang menulis “seharusnya Pemkot tidak hanya bertindak saja tapi juga harus memberikan solusi terutama untuk pedagang kaki lima.”

Baca Juga: Respons Ajakan Ganjar, Mahasiswa Kendal Bagikan Sembako

Sementara itu, berdasarkan penelusuran Solopos.com melalui berbagai sumber, Wakil Ketua DPRD Kabupaten Batang Nur Faizin, menilai bahwa penutupan jalan memberikan kesan pemerintah kurang memikirkan nasib para pedagang.

Dalam hal ini, dirinya mengajak para pedagang untuk saat ini tidak hanya bergantung pada penjualan langsung (hard selling) tapi harus mulai memanfaatkan platform-platform daring sehingga masih bisa berjualan dan memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Apalagi berjualan secara daring dinilai aman untuk masa pandemi ini dan sifatnya juga bisa lebih tahan lama.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya