SOLOPOS.COM - Kendaraan melintas di jalan raya Wonogiri-Sukoharjo pertigaan Lingkungan Brumbung, Kelurahan Kaliancar, Kecamatan Selogiri, Kabupaten Wonogiri, Jumat (6/8/2021). (Solopos/Rudi Hartono)

Solopos.com, WONOGIRI — Kondisi gelap akibat pemadaman penerangan jalan umum (PJU) di kawasan kota Wonogiri diduga menjadi penyebab terjadinya kecelakaan sepeda motor di pertigaan Lingkungan Brumbung, Kelurahan Kaliancar, Kecamatan Selogiri, Selasa (3/8/2021) pukul 18.50 WIB yang menewaskan dua orang.

Warga berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) kembali menyalakan PJU karena dinilai tidak efektif menekan mobilisasi masyarakat saat malam selama pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) ini. Sebaliknya, pemadaman PJU justru dipandang meningkatkan potensi kecelakaan lalu lintas (lakalantas).

Promosi Mitsubishi XForce: Stylish untuk Wanita, Praktis buat Ibu Muda

Warga sekitar lokasi kejadian kecelakaan maut tersebut, Muhlisin, 34, saat ditemui Solopos.com di rumahnya, Jumat (6/8/2021), mengatakan sebelum PPKM darurat yang dimulai 3 Juli lalu, PJU di jalan raya Wonogiri-Sukoharjo pertigaan dekat rumahnya itu selalu menyala sejak sore. Nyala lampu saat petang hingga malam cukup terang. Jika ada pengguna jalan yang ingin menyeberang, pengguna jalan dari arah lain atau arah yang sama bisa melihat dengan jelas.

Baca Juga: Sembako untuk 5.942 PKL Sragen Dibagikan, Jatah Pekerja Seni Segera Menyusul

Namun, sejak PPKM darurat berlaku PJU di lokasi itu dan ruas jalan raya lainnya hingga kini dipadamkan. Kondisi jalan gelap, sehingga jika tak waspada pengguna jalan bisa terlibat kecelakaan. Dia menduga, kondisi yang gelap tersebut menjadi penyebab terjadinya kecelakaan dua sepeda motor di pertigaan itu, Selasa petang lalu. Peristiwa tersebut mengakibatkan dua orang meninggal dunia.

“Di lokasi kejadian tidak ada bekas ban [ketika kendaraan direm], baik bekas ban motor yang dari arah Wonogiri maupun yang dari arah Selogiri. Berarti saat kejadian pengendara tidak ada yang mengerem. Kemungkinan itu karena pengendara tidak saling melihat karena kondisi jalan gelap,” kata Muhlisin.

Dia menilai, pemadaman PJU tidak efektif untuk menekan mobilisasi masyarakat di masa PPKM ini. Terlebih, pemadaman hanya dilakukan di kawasan ibu kota. Faktanya, meski kondisi jalan gelap masyarakat tetap banyak yang keluar rumah. Muhlisin memandang, pemadaman PJU justru meningkatkan potensi terjadinya kecelakaan lalu lintas. Apalagi, PJU yang dipadamkan merupakan PJU tepi jalan raya yang ramai kendaraan.

“Lebih baik dinyalakan lagi saja biar tidak ada kecelakaan lagi. Toh masyarakat juga tetap keluar rumah meski jalanan gelap. Pemadaman ini tidak efektif [menekan mobilisasi warga saat malam]. Kecelakaan di pertigaan Brumbung ini sudah cukup menjadi pembelajaran,” ulas Muhlisin.

Baca Juga: Ide Lomba Buat 17 Agustus Secara Online, Seru dan Gak Bikin Bosan!

Sementara itu, Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Wonogiri, Ismiyanto, sebelumnya menjelaskan keputusan pemadaman PJU diambil atas koordinasi dengan Polres Wonogiri. Pemadaman PJU hanya dilakukan di kawasan ibu kota Wonogiri, terutama di lokasi yang dijadikan tempat berkerumun warga.

Pemadaman tersebut untuk menekan mobilisasi warga saat malam selama PPKM ini. Diharapkan warga tak keluar rumah karena jalan raya gelap. “Jika kondisi menuntut harus keluar rumah, warga harus berhati-hati saat perjalanan malam dan selalu menjalankan protokol kesehatan di mana pun berada,” ucap Ismiyanto.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya