SOLOPOS.COM - Siswa kelas VI B SD Negeri Mojo, Safira (kiri) dan Diva, menggunakan handy talky (HT) saat mengikuti pembelajaran jarak jauh (PJJ) dari rumahnya di Mojo, Pasar Kliwon, Solo, Selasa (25/8/2020). (Solopos/Nicolous Irawan)

Solopos.com, SOLO -- Keterbatasan ekonomi membuat tak semua siswa Kelas VI B SDN Mojo, Solo, bisa mengikuti pembelajaran jarak jauh atau PJJ menggunakan handphone dengan akses Internet.

Ahmad Baidi misalnya, orang tuanya tidak memiliki perangkat handphone yang memadai untuk mengikuti PJJ secara daring atau online.

Promosi Jalur Mudik Pantura Jawa Makin Adem Berkat Trembesi

Penghasilan Ashari dan Monirah, orang tua Baidi, sebagai penjual satai keliling menurun selama pandemi Covid-19. Mereka tak mampu membelikan HP yang memadai, apalagi kuota Internet, untuk anaknya agar bisa mengikuti PJJ.

Gubernur Jateng Izinkan 7 Sekolah Gelar Belajar Tatap Muka, Mana Saja?

Hal yang sama dialami Bayu Abel Sahara. Siswa Kelas VI SDN Mojo, Solo, ini juga kesulitan mengikuti PJJ karena tidak memilik perangkat HP yang memadai.

Ibunya, Ninik, 44, mencari nafkah dengan berjualan gado-gado di rumahnya RT 007/RW 005 Kelurahan Semanggi, Pasar Kliwon, Solo. Ninik tak punya HP untuk digunakan anaknya mengikuti PJJ.

Tantangan PJJ ini dijawab guru di sekolah. Melihat banyak murid yang tak punya HP sehingga kesulitan mengikuti PJJ, SDN Mojo, Solo, menyediakan handy talky atau HT bagi 29 murid kelas VI sekolah tersebut.

PJJ Banyak Kendala, Dinas Pendidikan Jateng Beri Pelatihan 4.000 Guru

Kembali Bersemangat

Kini, para siswa pun kembali bersemangat mengikuti pembelajaran meski tak bertemu langsung dengan guru seperti saat sekolah berlangsung normal sebelum pandemi Covid-19.

Baidi kini bisa mendengarkan materi yang disampaikan guru via HT di kamar rumahnya, RT 008/RW 006 Kelurahan Semanggi, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo.

Selasa (25/8/2020) pagi itu, Baidi dan 28 teman sekelasnya belajar tema persatuan dalam perbedaan dengan subtema bekerja sama mencapai tujuan.

Demi Siswa Lancar Belajar Online, SMPN 1 Delanggu Klaten Perkuat Bandwidth

Guru Kelas VI B SDN Mojo Solo, Sigit Pambudi, 26, membimbing para murid dalam PJJ menggunakan JT tersebut. Dia menyampaikan materi tentang komitmen berbangsa dan bernegara dengan bersikap toleransi, mendahulukan kepentingan umum, dan tidak membedakan orang.

Baidi mengaku merasa senang bisa menyimak materi dari guru melalui HT di kamarnya. Saat awal pandemi Covid-19, Baidi harus menempuh jarak sekitar 100 meter menuju rumah guru untuk mendapatkan materi setiap sore.

Selain tidak memiliki akses internet, Baidi juga kesulitan memahami materi sendiri tanpa bimbingan guru. Sementara orang tuanya tak bisa membantu. Selain sibuk, pendidikan orang tua Baidi tak memungkinkan untuk mengajari anak itu pelajaran sekolah.

PJJ SMPN 2 Karanganyar, Libatkan Orang Tua Kumpulkan Tugas Siswa

Bisa Tanya Langsung Ke Guru

Monirah, ibu Baidi, mengaku hanya menempuh pendidikan sampai kelas II SD. "Sekarang ada HT bisa langsung tanya kepada pak guru. Enggak perlu jalan ke rumah guru. Anak kadang mendengarkan materi atau mengerjakan soal sambil tiduran. Yang penting enggak ketinggalan pelajaran," kata Baidi mengenai PJJ di sekolahnya, SDN Mojo Solo.

Teman Baidi, Abel, juga senang mendapatkan HT dari SDN Mojo sebagai media untuk belajar selama PJJ. Abel mengikuti kegiatan belajar mengajar di rumah saudaranya yang juga kawan satu kelas VI B, Rasya Restu Muhammad.

Ibu Rasya, Lina, 35, harus membagi waktu menjadi “guru” bagi empat anaknya yang menginjak kelas VIII, VI, III, PAUD, dan satu berusia satu tahun.

Penelitian Kepemimpinan PPKI UNS Solo Bidik Perbankan

Sang suami harus meninggalkan satu-satunya ponsel di rumah saat bekerja sebagai tukang bangunan untuk kegiatan belajar mengajar empat anaknya.

Dia mengapresiasi guru Kelas VI B SDN Mojo, Solo, yang melakukan PJJ mulai pukul 07.30 WIB sampai pukul 14.00 WIB sehingga ia tidak memberikan penjelasan materi kepada Rasya.

Guru memberikan materi tambahan yang dikirim melalui ponsel atau dengan mengunjungi peserta didik yang tidak memiliki ponsel setiap pagi.

Penelitian Kepemimpinan PPKI UNS Solo Bidik Perbankan



Membangun Chemistry

Sementara itu, guru SDN Mojo, Sigit Pambudi, menjelaskan PJJ TA sebelumnya terdapat tantangan sejumlah siswa tidak memiliki ponsel. Berbagi ponsel dengan orang tua untuk bekerja, dan biaya Internet membuat PJJ tidak efektif.

Karena itu, SDN Mojo, Solo, berinisiatif menyediakan HT bagi 29 siswa Kelas VI B. Uang untuk membeli HT berasal dari donasi dan dana milik sekolah.

“Saya ingin membangun chemistry dengan anak-anak dengan berkomunikasi langsung. Ada yang enggak punya HP. Saya bilang enggak usah beli HP enggak apa-apa. Toh materi yang diterima sama saja,” papar Sigit yang juga anggota Orari Solo.

Cuaca Panas Ekstrem di Karanganyar, Jangan Bakar Sampah Sembarangan!

Pambudi yang disapa Pampam oleh para muridnya mengatakan sekarang kegiatan belajar mengajar hampir sama seperti saat belajar mengajar di sekolah.

“Dari situ pembelajaran ada yang menyahut dengan pancingan pertanyaan. Kalau sepi berarti pertanyaan sulit. Saya ganti pertanyaannya,” ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Simak berbagai berita pilihan dan terkini dari Solopos.com di Saluran WhatsApp dengan klik Soloposcom dan Grup Telegram "Solopos.com Berita Terkini" Klik link ini.
Solopos Stories
Honda Motor Jateng
Honda Motor Jateng
Rekomendasi
Berita Lainnya